MENUMBUHKAN SIFAT QONA'AH
MENUMBUHKAN SIFAT QONA'AH
(Oleh :Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.)
Definisi Qana’ah
Membahas
makna Qona’ah akan Penulis awali dengan Sabda Rasulullah SWA,
yang artinya :
“Dari Abu Huraira berkata, Rasulullah telah
bersabda: “hai Abu Hurairah Jadilah engkau wira’i, maka engkau akan menjadi
orang yang paling berbakti (ibadat), dan jadilah engkau qona’ah, niscaya engkau
menjadi orang paling bersyukur, dan cintailah manusia sebagaimana engkau
mencintai dirimu, engkau akan menjadi mkmin, dan perbaikilah kehidupan
bertetangga orang yang menjadi tetanggamu, engkau akan menjadi muslim, jadilah
orang yang sedikit tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati.”
(HR. Ibn Majah)
Qana’ah tidak lain adalah bersikap
ikhlas dan bisa menerima apa yang ada. Sikap qana’ah selalu identik dengan bisa
mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepadanya, sekecil apapun rejeki yang
diterimanya. Qanaah menyuruh manusia untuk bersabar dalam menerima ketentuan
Illahi jika ketentuan itu menyedihkan dan menyuruh manusia untuk bersyukur jika
ketentuan itu berupa kenikmatan yang menyenangkan. Manusia harus ingat bahwa
yang menentukan segala sesuatu atasnya adalah Dzat yang menguasai seluruh
kehidupan.
Akan
tetapi, Qanaah bukan berarti menyerahkan sepenuhnya kepada Allah lalu menunggu
rejeki turun begitu saja. Namun dalam sikap qanaah manusia masih harus dituntut
untuk selalu berikhtiar dan berikhtiar. Karena kebahagian tidak sepenuhnya
disebabkan berlimpahnya materi, kebahagiaan datang dari hati dengan bersikap
qanaah, selalu bersyukur dan tidak silau dengan kemewahan duniawi.
Hadits
Nabi Muhammad SAW: Dari Abu Hurairah ra berkata bahwa Nabi telah bersabda:
" Kekayaan itu bukan karena banyaknya harta yang dimiliki namun
kekayaan yang sebenarnya adalah kaya hati " .(HR Bukhari dan Muslim)
Disebutkan dari riwayat Al-Miswar bin Syaddad, dia
berkata, “Rasulullah SAW bersabda:
”Dunia itu dibanding akhirat tidak lain hanyalah
seperti jika seseorang di antara kalian mencelupkan jarinya ke lautan, maka
hendaklah dia melihat air yang menempel di jarinya setelah dia menariknya
kembali.”
Allah
swt telah berfirman: "….dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran: 185), pada Surat yang
lain dalam Alqur’an Allah berfirman, Artinya:
“Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia
Ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah
antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti
hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu
menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di
akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya.
dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS.
Al-Hadid: 20)
Kemudian
Allah swt menegaskan pula dalam Firman-Nya, yang artinya:
“Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang
yang berpaling dari peringatan kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan
duniawi. Itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, dialah
yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dia pulalah yang
paling mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Najm: 29-30).
Orang-orang
yang Qanaah bisa saja memiliki harta yang sangat banyak, namun
semua itu bukan untuk menumpuk kekayaan. Kekayaan dan dunia yang dimilikinya ia
sikapi dengan rambu-rambu Allah SWT, sehingga apa pun yang dimilikinya tidak
pernah melalaikannya dari mengingat Sang Maha Pemberi Rezeki. Mereka tahu kapan
waktunya beribadah kepada Allah, seperti shalat, puasa dan lain-lain, dan kapan
watunya beribadah, sebab mereka tahu perintah-perintah dan larangan-larangan
Tuhan mereka.
Sebagaimana Allah swt berfirman, yang artinya :
“Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10).
Qana’ah Obat Penyakit-Penyakit Hati
Qanaah
merupakan obat dari penyakit-penyakit hati seperti rakus, tamak, putus asa,
malas, sombong, dan kikir / bakhil. Sebab dengan qanaah, manusia akan selalu
merasa puas dengan apa yang sekedar dibutuhkan.Ia tidak akan tamak terhadap
yang dimiliki oleh orang lain, tidak melihat apa yang ada di tangan mereka, dan
tidak menjadi rakus mencari harta benda dengan menghalalkan cara apa pun.
Abu
hazim berkata, “tiga perkara siapa yang berada di dalamnya, maka sempurnalah
akalnya: Pertama; orang yang
mengenal siapa dirinya Kedua;
menjaga lidahnya, dan Ketiga ; puas
terhadap apa yang dianugerahkan Allah SWT.” Seorang bijak berkata, “Engkau adalah orang yang mulia selagi
engkau berselimut kepuasan diri.” Dan ada juga pepatah yag menyatakan, “Tamak
itu menghinakan seorang pemimpin dan putus asa bisa meninggikan orang miskin.”
Orang
yang qana’ah juga akan selalu suka mendermawankan hartanya, murah hati, dan mau
menafkannya untuk orang yan membutuhkan, sebab ia tahu bahwa semua harta yang
diperolehnya adalah berasal dari Tuhannya, Allah SWT. Orang yang kesusahan
berhak akan hartanya. Hartanya hanyalah sebuah titipan dari-Nya. Bila sikap
dermawan ini mulai mekar dalam pribadi seseorang, maka hal itu berarti suatu
gejala terlepasnya sikap bakhil. Dan jaminan keberuntungan orang yang terlepas
dari penyakit kikir atau bakhil, dikemukakan Allah dalam Al-Quran: Artinya:
“….dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang
yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9) [6]
Salah
satu sebab yang membuat hidup ini tidak tenteram adalah terpedayanya diri oleh
kecintaan kepada harta dan dunia. Orang yang terpedaya harta akan senantiasa
merasa tidak cukup dengan apa yang dimilikinya. Akibatnya, dalam dirinya lahir
sikap-sikap yang mencerminkan bahwa ia sangat jauh dari rasa syukur kepada Allah
Sang Maha Pemberi Rezeki. Ia akan takabbur atau sombong, sedangkang sombong
termasuk sikap mental yang buruk dan tercela. Sikap tersebut adalah memandang
rendah orang lain, sementara memandang tinggi dan mulia diri sendiri. Sikap ini
menyebabkan kerugian hidup di dunia juga di akhirat. Di dunia ia akan jauh dari
orang-orang sekitarnya karena sudah pasti banyak orang yang tidak suka dengan
sifat sombongnya. Sedangkan di akhirat, sifat ini bisa menghalangi orang masuk
surga. Seperti yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya: “Tidak
akan masuk ke dalam surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan walau
hanya sebesar biji zarrah.”
Lain
halnya jika orang tersebut telah “akrab” dengan sifat qana’ah, ia merasakan
kecukupan dan kepuasan atas harta dan dunia miliknya. Ketenteraman hidup
sesungguhnya hanya dapat diraih melalui penyikapan yang tepat terhadap harta
dan dunia, sekecil dan sebesar apa pun harta yang dimilikinya. Hal ini hanya
bisa dilakukan oleh orang yang qana’ah.
Orang
yang qana’ah juga akan terhindar dari sifat malas apalagi putus asa. Sebab
orang-orang yang memiliki sikap qanaah tidak berarti fatalis menerima nasib
begitu saja tanpa ikhtiar. Orang yang qanaah hidupnya senantiasa bersyukur. Makan
dengan garam akan terasa nikmat tiada tara, karena ia tidak pernah berpikir
tentang daging yang mungkin tidak akan pernah “mengunjungi” perutnya. Jika pun
ada daging, ia pun akan sangat bersyukur lalu dengan senang hati akan berbagi
dengan orang lain.
Semua
hal yang telah ada dan terjadi pada orang yang qana’ah akan terasa nyaman dan
indah. Ia tidak akan menyalahkan Allah swt atas apa yang telah ditetapkan-Nya
pada hidupnya, sebab ia tahu masih banyak orang yang lebih tidak beruntung
darinya. Sebagaimana nasehat yang sangat indah dari Rasulullah SAW: “Lihatlah orang yang di bawah kalian dan
janganlah melihat orang yang di atas kalian, karena yang demikian itu lebih
layak bagi kalian untuk tidak memandang hina nikmat Allah yang dilimpahkan
kepada kalian.”. Semoga Allah swt angkan tumbuhkan dalam qolbu kita sifat
Qona’ah dan dijauhkan dari sifat Kufur Nikmat dan sifat Takabur.
Komentar
Posting Komentar