NASEHAT PERNIKAHAN (KADO ISTIMEWA PERTAMA/ FALSAFAH JAWA)
NASEHAT PERNIKAHAN
“DUA KADO ISTIMEWA UNTUK
PENGANTIN BARU”
(KADO PERTAMA DARI FALSAFAH JAWA)
Oleh :Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.
Pernikahan adalah sebuah momentum yang
sangat sakral dan Prosesi Aqad Nikah
merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah Swt. Ijab Qobul yang terucap dalam
sebuah pernikahan bukanlah sesuatu yang main-main tetapi sebagai perjanjian
yang agung (Mitsaqan Gholidzan).
Rasulullah saw bersabda “Takwalah dalam masalah wanita. Sesungguhnya engkau
mengambilnya dari Walinya adalah Amanat dari Allah Swt.”
Dalam beberapa kesempatan, saat saya diiminta
menyampaikan nasehat pernikahan, atau kata sambutan atas nama keluarga Calon
Pengantin, maka saya sampaikanlah beberapa pesan yang saya peroleh dari Falsafah Jawa dan Falsafah Sunda kepada sepasang Calon mempelai jika
tugas saya sebagai wakil keluarga Calon mempelai atau kedua mempelai mempelai
yang saat saya diminta untuk memberikan Nasehat Pernikahan untuk kedua
mempelai yang telah SAH sebagai sepasang Suami-Istri. Saya mengkhususkan
Nasehat Pernikahan ini sebagi Kado Istimewa untuk kedua Pasangan Pengantin.
Nasehat
yang saya ambil dari Falsafah Masyarakat Jawa, yaitu :Tiga pesan untuk suami
sebagai kewajiban seorang suami dan satu pesan untuk istri dalam menjalankan
kewajibannya sebagai seorang istri. Keempat Nasehat yang sangat Istimewa tersebut
adalah :
Pertama, kewajiban seorang suami adalah Ngayani
(Memberikan
Nafkah). Laki-laki adalah pemimpin keluarga. Oleh karenanya, sebagai
kepala keluarga ia berkewajiban menafkahi keluarga. Maka setelah dilangsungkan
akad nikah seorang suami harus semakin semangat etos kerjanya, bukan hanya
berdiam diri dan berpangku tangan atau bermalas-malasan di dalam kamar. Ikhtiar
dan Tawakal harus menjadi modal utama dalam mencari ridzky. Yakinlah jika sudah
berikhtiar dan Tawakal disertai doa, Allah swt akan datangkan Ridzky dari arah
yang tidak diduga dan disangka-sangka. “Cecak-cecak di dinding, diam-diam
merayap, dating seekor nyamuk “Hap”!lalu ditangkap”, demikan petikan lagu
anak-anak yang mengandung makna “Cecak yang tidak bersayap saja bisa memperoleh
makanan untuk mepertahankan hidupnya dengan dihadirkannya serangga yang
bersayap untuk mendekatinya dan sebagai makanan untuknya. Siapakah yang
mendatangkan Serangga-serangga itu ? Tentunya Allah swt Zat Yang Maha Pemberi
Ridzky. Hanya cukup dengan “Merayap” , bergerak/berusaha maka Ridzky Allah
hadirkan tanpa diduga dan disangka.
Kedua, kewajiban suami juga adalah ngajari
(mendidik) isteri dan anak-anak dengan ajaran Islam sehingga menjadi istri yang
sholihah dan anak-anak yang sholih/sholihah. Jadikanlah rumah kita sebagai
Syurga (Baiti Jannati), jadikan pula Rumah kita sebagai “Masjid”
dan “Sekolah” yang diisi dengan aktivitas Ibadah dan Tarbiyyah. Jangan
jadikan Rumah sebagi Terminal/Pasar yang
hiruk-pikuk dengan teriakan dan bentakan bahkan berujung pada keributan/
pertengkaran. Jangan jadikan juga Rumah sebagai Kuburan yang sunyi senyap tidak
ada komunikasi antar penghuninya.
Ketiga, kewajiban berikutnya dari seorang suami adalah ngademi (memberikan suasana
kesejukan dan menenteramkan). Suasana kehidupan berkeluarga tidak
selamanya diliputi dengan kebahagiaan tetapi ada kalanya ada kesulitan hidup.
Ibarat bahtera rumah tangga, saat baru berlayar belum mennghadapi gelombang
yang besar dan angin yang bertiup pun masih angin yang sepoi-sepoi. Semakin
bahtera berlayar ke tangah lautan maka gelombang pun semakin besardan angin
yang bertiup pun semakin kencang. Pada saat seperti inilah seorang suami
sebagai nakhoda harus mampu mengendalikan perahu agar tetap berlayar menuju
pantai kebahagiaan yang dicita-citakan. Seorang Suami harus mengindari lisannya
dari kata-kata “Saya ceraikan kamu”. Pantas Rasulullah mengajarkan doa yang
kita ucapkan kepada mempelai yaitu “Barokallahu laka wabaroka alaika wajama’a
bainakuma fii khoirin” (semoga Allah memberkahi pada saat penuh bahagia, semoga
Allah memberkahi di saat-saat yang sulit dan semoga Allah mengumpulkan kalian
berdua di dalam kebaikan.”
Keempat, kewajiban isteri adalah ngabekti
(berbakti) kepada suami. Kedudukan suami dalam pandangan Rasulullah
sedemian tinggi. Rasululllah mengingatkan “Andaikan boleh aku perintahkan seseorang
bersujud sebagai tanda hormat kepada orang lain tentu aku akan perintahkan
seorang isteri untuk sujud sebagai tanda hormat kepada suaminya”.
Andaikan empat hal ini dilakukan oleh
pasangan suami isteri, saya sangat yakin bahwa keluarga yang akan terbangun
adalah keluarga yang Sakinah, Mawaddah Wa Rahmah.
Keluarga seperti ini adalah merupakan syurga di dunia. Baiti jannati (rumahku
adalah surgaku). Nantikan Kado Istimewa dari Saya/ Penulis pada kesempatan berikutnya.
In syaa Allah….Baroqallahulana walakum
Komentar
Posting Komentar