Baitii Jannati, Bagaimana agar Terealisasi ?
Baitii Jannati, Bagaimana agar Terealisasi
?
(Oleh :
Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.)
Setiap
keluarga sudah pasti menginginkan suasana dalam rumah tangga atau keluarganya
tercipta ketenangan, kenyamanan serta kehidupan keluarga yang penuh cinta dan
kasih sayang. Ini lah yang dinamakan dengan Keluarga Sakinah,Mawaddah wa Rahmah
(Keluarga Samara)
Memiliki keluarga yang Samara menjadi impian
bagi semua orang. Rumah yang desainnya bagus saja tidak menjadi jaminan
terciptanya kebahagian tanpa suasana penuh rasa ketenangan, rasa cinta dan kasih sayang
seluruh penghuninya ketika mereka berada di dalamnya. Sehingga muncul ungkapan “Baitii
Jannati”, Rumahku adalah Syurgaku.
Dalam konsep hidup menurut Islam, kita sudah
diberikan panduan bagaimana cara menciptakan rumah kita agar tercipta laksana syurga,
dua hal penting yang mesti kita terapkan, di antaranya:
1.
Menjadikan rumah sebagai tempat beribadah kepada Allah
Rumah kita, kita semarakkan dengan aktivitas
beribadah kepada Allah misalnya Shalat, berjamaah dan Sholat Sunnah, membaca
Al-Qur'an hingga bersama-sama melantunkan selawat. Setiap rumah yang sering
diisi dengan kegiatan spiritual ini niscaya akan diberi suatu ketenangan dalam
diri para penghuninya atau anggota keluarga yang ada dalam rumah tersebut.
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwa
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ قُبُورًا ، وَلَا تَجْعَلُوا
قَبْرِي عِيدًا ، وَصَلُّوا عَلَيَّ ، فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ تَبْلُغُنِي حَيْثُ كُنْتُمْ
“Jangan
jadikan rumah kalian sebagai kuburan, dan jangan jadikan kuburanku sebagai ‘Id,
bershalawatlah kepadaku karena shalawat kalian akan sampai kepadaku dimana pun
engkau berada”
2. Tempat
memanjatkan doa
Di rumah, kita juga bisa berdoa kepada Allah
tentang apa pun yang kita inginkan. Berdoa di rumah akan lebih utama dilakukan
pada jam-jam sepertiga malam terakhir setelah salat tahajud.
Allah berfirman, “Dan pada sebagian malam,
maka kerjakanlah shalat tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-
mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra 79).
Doa yang bisa kita panjatkan salah satunya
adalah Surah Al-Furqan ayat 74 yang artinya:
"Wahai Tuhan kami, karuniakanlah kepada
kami istri-istri dan anak-anak keturunan kami sebagai cahaya mata (penyenang
hati) bagi kami, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang
bertakwa." (QS. Al-Furqan: 74).
Memang harus kita akui bahwa upaya untuk
mewujudkan “Rumahku Surgaku” tidak semudah membalikan telapak tangan.
Diperlukan tekad dan kemauan yang kuat, serta usaha yang dilakukan terus
menerus secara konsisten dari anggota keluarga yang ada di dalamnya, terutama
dari seorang sosok orang tua dalam keluarga tersebut. Ada empat tips yang bisa kita
terapkan untuk mewujudkan Rumahku Surgaku (Baitii Jannati).
1.
Jadikan Rasa Cinta dan Kasih Sayang Sebagai Atap dalam Keluarga
Dalam upaya menciptakan rumah tangga yang bahagia, tentunya kita tidak
bisa lepas dari bagaimana rumah tangga tersebut dibangun dengan rasa Cinta dan
Kasih sayang . Rasa cinta dan Kasih Sayang harus terus hadir sejak awal pernikahan
berlangsung hingga ajal menjemput kita.
Meski terkadang akan ada terpaan ujian yang
menghadang, tentunya akan mudah dilalui jika rasa cinta dan kasih sayang terus
menerus menghiasi diri dalam kehidupan. Datangnya cobaan justru yang akan
membuat hidup menjadi terasa lebih indah ketika dihiasi rasa cinta dan kasih
sayang.
2.
Jadikan Agama Sebagai Fondasi Kehidupan Keluarga
Salah satu aspek penting yang harus
diperhatikan saat membangun rumah adalah pondasi. Rumah yang memiliki fondasi
kuat dan kokoh akan mampu berdiri tegak meski mendapat terpaan badai, hujan,
angin, atau bahkan bencana gempa bumi sekali pun.
Begitu pula halnya saat membangun rumah
tangga, supaya tetap kokoh dalam menghadapi berbagai ujian diperlukan fondasi
yang kuat. Agama bisa menjadi fondasi yang sangat kuat bagi setiap keluarga
muslim. Dalam Islam, panduan hidup
sangat lengkap mulai dari perkara kecil hingga besar, dari mulai bangun tidur
hingga tidur kembali. Apalagi untuk perkara rumah tangga. Islam telah
menyiapkan panduan yang sangat lengkap, mulai dari cara memilih pasangan, cara
melangsungkan pernikahan yang syar’i, cara mendidik anak, hingga bagaimana cara
berbakti kepada orang tua.
Selama berpegang teguh pada aturan yang telah
ditetapkan oleh islam, insyaAllah keluarga kita akan siap menghadapi segala
macam ujian. Karena sesuai janji Allah,
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفۡسًا اِلَّا وُسۡعَهَا ؕ
لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا اكۡتَسَبَتۡؕ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَاۤ اِنۡ
نَّسِيۡنَاۤ اَوۡ اَخۡطَاۡنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَاۤ اِصۡرًا كَمَا
حَمَلۡتَهٗ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِنَا ۚرَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا
طَاقَةَ لَنَا بِهٖ ۚ وَاعۡفُ عَنَّا وَاغۡفِرۡ لَنَا وَارۡحَمۡنَا ۚ اَنۡتَ مَوۡلٰٮنَا
فَانۡصُرۡنَا عَلَى الۡقَوۡمِ الۡكٰفِرِيۡنَ
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir."
3. Hiasi Kehidupan
Keluarga dengan Sabar dan Syukur
Sabar dan syukur merupakan kunci kebahagiaan
bagi sebuah keluarga. Terkadang seorang suami harus bersabar dengan kekurangan
yang dimiliki istrinya. Sehingga istri tersebut akan bersyukur karena memiliki
suami bersabar atas kekurangannya. Begitupun sebaliknya, terkadang istri yang
harus bersabar menerima kekurangan suaminya. Sehingga suami tersebut bersyukur
karena memiliki istri yang bersabar.
Sayangnya menghadirkan sabar dan syukur
terkadang sulit dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi jika
kondisi sedang tidak baik atau lelah setelah pulang bekerja, seringkali emosi
susah terkendali. Padahal Allah swt telah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ
وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama
orang-orang yang sabar,” (QS Al-Baqarah: 153)
Rasulullah SAW pun pernah bersabda :
وَقَالَ عَلَيْهِ
الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ : لَوْ كَانَ الصَّبْرُ رَجُلاً لَكَانَ رَجُلاً كَرِيْمًا.
Dari ‘Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Jika kesabaran itu adalah seorang laki-laki, maka sungguh ia adalah laki-laki yang mulia,” (HR Abu Nu’aim)
4. Didik Anak-Anak
kita dengan Suri Teladan yang Baik
Hampir semua orang tua pasti memiliki
keinginan supaya anaknya tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang shaleh/shalehah.
Bahkan tidak sedikit orang tua yang menginginkan anaknya menjadi pribadi yang
hebat.
Sehingga banyak orang tua yang menyekolahkan
anak-anaknya di sekolah-sekolah atau pondok pesantren unggulan dan memberikan
berbagai fasilitas terbaik untuk mendukung pendidikan sang buah hatinya.
Sayangnya, kondisi yang ada tidak sesuai dengan harpan orang tua. Kondisi yang
terjadi, tidak sedikit anak yang jauh dari etika dan sopan santun, bahkan
kepada orang tuanya sendiri pun berani berbuat kasar dan durhaka.JIka kita bermuhasabah
diri, boleh jadi karena kita para orang tua kurang dalam hal pemberian contoh
atau suri teladan yang baik kepada anak-anak kita saat mereka berada bersama kita
di rumah/keluarga.
Komentar
Posting Komentar