Agar Senantiasa Sehat, Mari Kita Ikuti Gaya Hidup Sehat Rasulullah SAW

 

Pola Hidup Sehat

Agar Senantiasa Sehat, Mari Kita Ikuti

Gaya Hidup Sehat Rasulullah SAW

(Oleh: DR.H.Sukarmawan,M.Pd.)

Rasulullah SAW memiliki gaya hidup sehat dalam kehidupan yang sederhana. Berdasarkan riwayat kehidupan Rasulullah SAW, seumur hidupnya Beliau hanya mengalami sakit sebanyak dua kali, yang pertama Beliau mengalami sakit demam tinggi saat pertama kali menerima wahyu dari Allah swt, dan yang kedua Beliau mengalami sakit  saat menjelang wafatnya. Sungguhhal ini sangat menakjubkan bagi kita dan patut kita ikuti pola hidup Beliau sehingga dapat menjaga kesehatan tubuhnya.

Padahal kita ketahui dari sejarah perkembangan kota Mekah, bahwa kondisi daerah Mekah dan Madinah pada masa dahulu dipenuhi dengan padang pasir yang sangat tandus, dan cuaca yang sangat panas. Hampir setiap saat Rasulullah harus melalui padang pasir yang tandus dengan cuaca terik panas matahari yang menyengat badan di siang hari. Akan tetapi, itu semua mampu Beliau hadapi dan jalani dengan berteguh hati guna menjalankan amanah da’wah dari Sang Illahi Robbi,Allah SW. Apa yang menjadi resep hidup Rasulullah SAW yang senantiasa sehat dalam menjalani aktivitas da’wahnya?

Hasil penelusuran Penulis dari beragam sumber atau referensi, ternyata Penulis temukan gaya hidup Sehat Ala Rasulullah yang dapat kita contoh atau ikuti agar kondisi fisik kita senantiasa sehat setiap saat. Berikut ini gaya hidup sehat ala Rasulullah SAW:

Mari sama-sama kita kupas rahasia Rasulullah Saw agar tidak terkena penyakit. Berikut di antaranya:

Pertama: Rasulullah Membiasakan Diri Selalu Bangun Pagi-Pagi (Sebelum Shubuh)

 عَنْ أَبِْي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيْطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ

 

Riwayat Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Setan membuat tiga ikatan di tengkuk salah seorang dari kalian ketika tidur. Di setiap ikatan, setan akan mengatakan, “Malam masih panjang, tidurlah!” Jika ia bangun lalu berdzikir kepada Allah, lepaslah satu ikatan. Kemudian jika dia berwudhu, lepas lagi salah satu ikatan terakhir. Di pagi hari dia akan bersemangat dan bergembira. Jika tidak melakukan seperti ini, dia akan ceria dan menjadi malas.” (HR. al-Bukhari no. 1142 dan Muslim no. 776)

Berdasarkan hadis tersebut di atas, tampaknya kebiasaan Rasulullah SAW  ini akan dirasakan mudah bagi seseorang yang memang sudah terbiasa dengan aktivitas Sholat Tahajud setiap malamnya,. Akan tetapi, pola hidup ini akan dirasakan sangat memberatkan bagi sesorang yang terbiasa kesiangan dalam menunaikan sholat Subuhnya. Meski berat, jika ingin hidup sehat sepanjang hari sebagaimana yang ada pada diri Nabi, maka harus kita optimalkan untuk dapat membiasakan dalam keseharian kehidupan kita sehingga pahala Tahajud, Shalat 2 rokaat sebelum Subuh dan Shalat Subuh berjamaah di Masjid (untuk kaum Pria) telah tercatat dan Tubuh kita tetap Sehat..

Kedua: Rasulullah SAW senantiasa Aktif Menjaga Kebersihan Dirinya, Lingkungan keluarganya dan Menjaga Wudhu

Dari Tsaubân Radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

سَدِّدُوْا ، وَقَارِبُوْا ، وَاعْمَلُوْا ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ خَيْـرَ أَعْمَالِكُمُ الصَّلَاةُ  وَلَا يُـحَافِظُ عَلَى الْوُضُوْءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ

“Berlaku tepatlah sesuai kebenaran, (berusahalah) mendekati kebenaran, dan beramallâh. Dan ketahuilah bahwa sebaik-baik amal kalian adalah shalat.Dan tidaklah menjaga wudhu’, melainkan seorang Mukmin”. (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)

Selain memperhatikan kebersihan diri dan lingkungannya, Rasulullah SAW itu untuk menjaga kesahatan tubuhnya, senantiasa menjaga wudhunya (dawamul wudhu) karena kebiasaan ini sangat berpengaruh positif dalam melindungi diri Beliau dari ancaman berbagai penyakit..

Ketiga : Rasulullah SAW membiasakan Makan dengan Makanan Yang Halal dan Baik (Thoyib)

Dalam hal makan, Rasulullah SAW sangat memperhatikan akan nilai kehalalan dan lebaikan dari makanan yang Beliau konsumsi. Oleh karena itulah, Beliau memiliki badan yang kuat , sehat dan bugar. Makanan yang baik lagi halal itu ternyata dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga Rasulullah senantiasa sehat sepanjang hari. Salah satu makanan yang menjadi favorit Rasulullah SAW adalah madu. Beliau minum madu supaya menetralisir air liur dan pencernaan dalam perutnya. Sebagaimana dalam firman Allah Swt

ثُمَّ كُلِيْ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِيْ سُبُلَ رَبِّكَ ذُلُلًا، يَخْرُجُ مِنْ بُطُوْنِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ‘، فِيْهِ شِفَاءٌ لِّلنَّاسِ، إِنَّ فِيْ ذَالِكَ لَأيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُوْنَ 

Kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan, lalu tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.” (QS. al-Nahl: 69)

Bagaimana jika memakan makanan yang dibuat oleh seorang Non Muslim ? Dalam kitab syarh hadis Marfaqatul Mafatih Syarh Misykatul Mashabih yang ditulis Mula 'Ali Al Qari, menyunting hadis Imam Thabrani dengan sanad yang jayyid.

Suatu kali, di sebuah peperangan, Rasulullah didatangi seseorang dengan membawa sepotong keju. Rasulullah kemudian bertanya, " Di mana makanan ini dibuat?" Orang itu lantas menjawab, " Di negeri Persia." Lelaki itu menerangkan makanan itu dibuat di daerah orang Majusi, atau para penyembah api. Lalu Nabi SAW pun bersabda, " Letakkan potong makanan tersebut, lalu makanlah!" Lalu ada yang protes, " Wahai Rasulullah, kami takut makanan itu dibuat dari bangkai." Nabi kemudian berkata, " Bacalah basmallah lalu makanlah."

Dalam riwayat  lainnya, Riwayat yang menjelaskan peristiwa serupa yaitu tercantum dalam kitab Sabilul Huda wr Rasyad yang ditulis Muhammad ibn Yusuf As Shalihi As Syami. Terdapat bab yang menjelaskan peristiwa saat Rasulullah SAW memakan keju buatan orang Nasrani.

Imam Musaddad, Abu Dawud, Ibnu Hibban dalam shahihnya, serta Al Baihaqi meriwayatkan dari Ibn 'Umar RA bahwa ia berkata, " Rasulullah tatkala di perang Tabuk dibawakan sepotong keju buatan orang Nasrani. Lalu ada yang protes, " Ini makanan buatan orang Nasrani." Kemudian Nabi meminta pisau lalu menyebut nama Allah dan memotong keju tersebut.

Keempat: Rasulullah SAW Gemar berjalan kaki

Abu Hurairah, Sahabat Rasulullah SAW yang mulia, berkata “Aku belum pernah melihat orang yang lebih baik dan lebih tampan daripada Rasulullah Saw, mukanya secemerlang matahari, juga tidak pernah melihat orang yang secepat beliau. Seolah-olah bumi ini digulung oleh langkah-langkah beliau ketika sedang berjalan. Walaupun kami berusaha untuk mengimbangi jalan beliau, akan tetapi beliau tampaknya seperti berjalan santai saja.” (Abu Hurairah)

Bagaiman dengan pola hidup kita ? Harus kita akui, jangankan untuk berjalan jauh,  hanya sekedar berjalan 2 atau 3 meter untuk menghidupkan atau mengubah channel televisi saja kita malas berjalan, cukup tekan remote TV. Memang harus kita akui bahwa kebiasaan berjalan kaki dalam kondisi saat ini sangat sulit kita lakukan, apalagi dengan seudah lengkapnya jenis kendaraan yang kita miliki. Sepeda dengan berbagai type/ merk, sepeda motor  dan mobil yang terparkir di garasi yang sering kali kita gunaka untuk mengantarkan kita ke berbagai tujuan meski jarak tempuhnya begitu dekat dari rumah. Sungguh sudah jarang kita jumpai , orang yang memiliki fasilitas kendaraan lengkap membiasakan kesehariannya dengan berjalan kaki.

Memang rasa malas terkadang mengalahkan diri kita untuk membiasakan berjalan kaki agar tubuh sehat dan bugar sepanjang hari. Kondisi seperti ini seringkali terlihat khususnya pada masyarakat di lingkungan perkotaan. Beda halnya dengan masyarakat yang hidup di perkampungan atau pedesaan yang jauh dari perkotaan. Setelah kita tahu pola hidup sehat Rasulullah SAW yang senang berjalan kaki ini maka sudah semestinya kita pun membudayakan atau meluangkan waktu untuk berjalan kaki setiap hari atau secara periodik.

 

Kelima: Rasulullah Tidak Mudah Marah

Imam Bukhori telah meriwayatkan terkait sifat tidak mudah marah dalam diri Rasulullah SAW, beliau berkata “Tidaklah Rasulullah Saw membalas karena dirinya kecuali kehormatan Allah Swt., dilanggar sehingga beliau pun marah.” (Imam al-Bukhari)

Seringhkali kita mendengar perkataan orang “Jangan cepat marah, nanti cepat tua..”  Ternyata ada benarnya juga pernyataan tersebut. Sebuah penelitian yang dilakukan di National University Singapore (NUS) menghasilkan fakta bahwa wanita muda yang tidak sabar, mudah marah, dan cepat tersulut emosinya cenderung mengalami penuaan sel-sel dengan lebih cepat jika dibandingkan dengan wanita yang lebih bisa bersabar.
Oleh karena itu, biasakan diri kita untuk tidak mudah marah dan tersinggung terhadap hal yang masih bisa kita toleransi dan bukan tentang persoalan agama apalagi terkait masalah keimanan atau Tauhid..

Keenam: Rasulullah SAW adalah seorang yang Pemaaf

وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا

Tidaklah seorang memaafkan kecuali Allah akan menambah kemuliaannya.” (HR. Muslim no. 2588)

Terkait dengan sifat pemaaf Rasul tentu sudah sangat jelas digambarkan dalam Al-Qur’an dan hadis tentang sikap beliau terhadap kejadian yang  dialami semasa hidupnya. Sungguh suri tauladan yang mulia terdapat dalam diri Rasulullah SAW. Masih ingatkah kita dengan riwayat seorang Pengemis Buta yang senantiasa menghina dan mencaci maki Rasulullah SAW saat pengemis tersebut duduk di dekat pasar. Rasululllah SAW yang mendengar langsung caci-maki dan hinaan yang dialamtkan kepada dirinya itu justru dibalas dengan perlakukan lembut Rasulullah SAW dengan membantu menyuapkan makanan berupa roti kering yang sudah dihaluskan oleh Rasulullah SAW dan kebiasaan ini Beliau lakukan hingga masa wafatnya.

Dalam riwayat lainnya,  banyak yang berbuat keji kepada beliau sewaktu berdakwah, seperti melempari batu dan kotoran saat Rasulullah hijrah ke Thaif. Akan tetapi dengan kelembutan hatinya, beliau justru sangat mudah memaafkan perbuatan penduduk Thaif pada saat itu.

Bagaimana dengan diri kita? Mudahkahdiri kita memafkan kesalahan orang lain? Mari  sama-sama kita ubah pola hidup dan pola pikir kita sesuai dengan isi kandungan Al-Qur’an dan Hadis. Sebagaimana sikap terpuji Rasulullah Saw yang sudah dipaparkan di atas. Allah swt telah berfirman :

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf: 199)

Pemaaf adalah salah satu sifat milik orang yang bertakwa, selain sifat suka bersedekah dan menahan amarah (sabar). Hal itu terdapat dalam QS. Ali-Imran: 133-134 berikut ini:
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
(QS. Ali Imran: 133-134).

Sudah saatnya kita sadar akan hal kecil yang manfaatnya sangat besar bagi kesehatan tubuh kita yaitu mengendalikan emosi atau sifat marah dalam diri. Mulailah perlahan tapi pasti kita hilangkan sifat pemarah agar tubuh kita sehat dan ibadah pun mantap dalam ketenangan hati dan penyerahan diri kepada Illahi Robbi..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEP PERNIKAHAN DALAM PANDANGAN ISLAM

NASEHAT INDAH GUNA MENJAGA KEHARM0NISAN DALAM KELUARGA

5 RESEP DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA ISLAMI