Postingan

Tips Jitu Mengatasi Kegalauan Hatimu

Gambar
Tips Jitu Mengatasi Kegalauan Hatimu (Oleh : Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.) Setiap diri kita tentunya pernah merasakan atau mengalami kegalauan, kegelisahan, kegundahan, yang membuat hati kita tidak tenang. Sesungguhnya perasaan gundah-gulana atau kegalauan hati itu ada dua situasi atau keadaan. Keadaan yang pertama karena adanya faktor penyebab atau pemicu. Salah satu factor pemicu atau penyebabnya bisa   karena terlalu menginginkan atau berharap akan sesuatu. Terlebih lagi ketika hati kita sangat menginginkan dunia. Apakah yang diinginkan   itu berupa harta atau kekayaan, bisa juga dipicu oleh keinginan yang besar terhadap jabatan, pangkat atau kedudukan, dan   berupa perkara-perkara lain yang berurusan dengan duniawi. Di saat hati kita sangat menginginkannya, bahkan kita merasa khawatir jika tidak meraihnya, maka hati kita sering merasakan galau dan resah sehingga memunculkan ketidaktenangan dalam hidup kita . Apalagi di saat kita tidak berhasil mendapatkan sesuatu yang sangat kita in

Pandangan Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah Tentang Keutamaan dan Kemuliaan llmu (Urgensi dan Kebutuhan Manusia Kepada llmu) Bagian Kesebelas

Gambar
Pandangan Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah Tentang Keutamaan dan Kemuliaan llmu (Urgensi dan Kebutuhan Manusia Kepada llmu) Bagian Kesebelas Oleh: Dr.H.Sukarmawan,M.Pd. Pada artikel Bagian Kesepuluh mengenai  “Pandangan Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah Tentang Keutamaan dan Kemuliaan llmu  (Urgensi dan Kebutuhan Manusia Kepada llmu ”, telah Penulis uraikan pandangan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah terkait keutamaan ilmu dan orang-orang yang berilmu dari sudut pandang ketujuh puluh enam  hingga sudut pandang yang kedelapan puluh .  Berikut ini akan Penulis lanjutkan dengan kajian hanya pada sudut pandang yang kedelapan puluh satu, mengingat Ibnu Qoyyim al-jauziyyah     memberikan ulasan yang sangat luas pada sudut pandang yang kedelapan puluh satu ini. Berikut ini akan Penulis berikan ulasannya. Delapan puluh satu . Sesungguhnya adanya keutamaan pada sesuatu itu akan diketahui dengan adanya lawan dari sesuatu tersebut. Melalui sesuatu yang berlawanan dengannya kebaikan sesuatu itulah akan tampak.

Pandangan Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah Tentang Keutamaan dan Kemuliaan llmu (Urgensi dan Kebutuhan Manusia Kepada llmu) Bagian Kesepuluh

Gambar
Pandangan Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah Tentang Keutamaan dan Kemuliaan llmu (Urgensi dan Kebutuhan Manusia Kepada llmu) Bagian Kesepuluh Oleh: Dr.H.Sukarmawan,M.Pd. Pada artikel Bagian Kesembilan mengenai  “Pandangan Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah Tentang Keutamaan dan Kemuliaan llmu  (Urgensi dan Kebutuhan Manusia Kepada llmu ”, telah Penulis uraikan pandangan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah terkait keutamaan ilmu dan orang-orang yang berilmu dari sudut pandang keenam puluh enam  hingga sudut pandang yang ketujuh puluh lima.  Berikut ini akan Penulis lanjutkan dengan sudut pandang yang ketujuh puluh enam  hingga sudut pandang selanjutnya . T ujuh puluh enam . Sesuatu yang memiliki keutamaan dan kemuliaan terlihat dari besarnya manfaat dan adanya ketergantungan manusia kepadanya.  Semua ini  karena sesuatu itu sangat mereka butuhkan, mereka cintai, dan mereka sukai. Sehingga, dengan mendapatkannya mereka merasakan kenikmatan yang tiada tara. Terkadang juga sesuatu yang dianggap mulia kare

Pandangan Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah Tentang Keutamaan dan Kemuliaan llmu (Urgensi dan Kebutuhan Manusia Kepada llmu) Bagian Kesembilan

Gambar
  Pandangan Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah Tentang Keutamaan dan Kemuliaan llmu (Urgensi dan Kebutuhan Manusia Kepada llmu) Bagian Kesembilan Oleh: Dr.H.Sukarmawan,M.Pd. Pada artikel Bagian Kedelapan mengenai  “Pandangan Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah Tentang Keutamaan dan Kemuliaan llmu  (Urgensi dan Kebutuhan Manusia Kepada llmu ”, telah Penulis uraikan pandangan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah terkait keutamaan ilmu dan orang-orang yang berilmu dari sudut pandang keenam puluh satu  hingga sudut pandang yang keenam puluh lima.  Berikut ini akan Penulis lanjutkan dengan sudut pandang yang keenam puluh satu hingga sudut pandang selanjutnya. Enam puluh enam . Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah berpendapat bahwa ilmu merupakan pemutus dan penentu bagi hal-hal lain, dan tidak ada yang dapat menjadi pemutus baginya. Hal ini disebabkan segala sesuatu yang diperselisihkan, baik keberadaannya, kondisi bagus dan kondisi rusaknya, manfaat dan bahayanya (mudhoratnya), kelebihan dan kekurangannya, kesempurnaan da