Postingan

KEUTAMAAN SURAT ARRAHMAN

Gambar
  KEUTAMAAN SURAT ARRAHMAN (PERINGATAN YANG DIULANG-ULANG) Oleh : Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.   Surah Ar-Rahman adalah surah ke-55 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surat makkiyah, terdiri atas 78 ayat. Dinamakan Ar-Rahmaan yang berarti Yang Maha Pemurah berasal dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Ar-Rahman adalah salah satu dari nama-nama Allah. Sebagian besar dari surah ini menerangkan kepemurahan Allah. kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti. Surat Ar Rahman adalah salah satu surat dari 114 surat dalam Al Qur'an. Entah mengapa, tanpa mengesampingkan surat lain dalam Al Qur'an, surat ini menyita perhatian saya. Surat ini memiliki kata yang begitu indah dan mengalir berirama. Dan tanpa terasa air mata menetes, satu, demi satu saat menyimak lantunan ayat demi ayat atau saat membacakan ayat demi ayat pada Surat Arrahman tersebut. Ciri khas surah ini adalah kalimat

PERHATIKAN, BAGAIMANA AKHIR AMALMU ?

Gambar
  PERHATIKAN, BAGAIMANAKAH AKHIR DARI AMALMU? Oleh : Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.   Tidak diragukan lagi, akhir (penutup) dari amal-amal kita adalah perkara yang sangat penting. Para salaf rahimahumullah senantiasa memperhatikan akhir dari suatu amal, dalam rangka mencontoh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan juga untuk mengamalkan firman Allah Ta’ala, وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ “ Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka ” (QS. Al-Mu’minuun [23]: 60). Dalam ayat ini, Allah Ta’ala menggambarkan para hamba-Nya yang beriman bahwa mereka memberikan (melaksanakan) berbagai amal ibadah dan ketaatan secara sungguh-sungguh. Mereka juga sangat takut kepada Allah Ta’ala, karena mereka tidak tahu, apakah amal mereka akan diterima ataukah tidak. Oleh karena itu, seorang hamba tidak boleh bangga dengan ama

RENUNGAN MALAM/ BA’DA TAHAJUD

Gambar
  MARI KITA RENUNGKAN (RENUNGAN MALAM/ BA’DA TAHAJUD) Oleh : Dr.H.Sukarmawan,M.Pd. Dunia Itu Manis dan Hijau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan tentang keadaan dunia sekaligus memperingatkan ummatnya dari fitnahnya. Dari Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau. Dan sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan kalian pemimpin padanya. Lalu Dia akan melihat bagaimana amalan kalian. Maka takutlah kalian dari fitnahnya dunia dan takutlah kalian dari fitnahnya wanita .” (HR. Muslim no.2742) Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “ Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau .” Yakni manis rasanya dan hijau pemandangannya, memikat dan menggoda. Karena sesuatu itu apabila keadaannya manis dan sedap dipandang mata, maka dia akan menggoda manusia. Demikian juga dunia, dia manis dan hijau sehingga akan menggoda manusia. Akan tetapi beliau shallallahu ‘alaihi

RENUNGAN PAGI/ BA’DA DUHA

Gambar
  MARI KITA RENUNGKAN (RENUNGAN PAGI/BA’DA DUHA) Oleh : Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.   Kenikmatan yang Menipu Seorang hamba seyogyanya selalu ingat kenikmatan-kenikamatan Alloh berupa kesehatan, kemudian bersyukur kepadaNya, dengan memanfaatkannya untuk ketaatan kepadaNya. Jangan sampai menjadi orang yang rugi, sebagaimana hadits عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ النَّبِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Nabi bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”. [HR Bukhori, no. 5933]. Kadang manusia itu sehat, tapi tidak memiliki keluangan, mungkin karena kesibukannya dalam kehidupan. Dan kadang manusia itu cukup (kebutuhannya), tetapi dia tidak sehat. Jika keduanya terkumpul, lalu dia dikalahkan oleh kemalasan dari melakukan keta’atan, sungguh dia adalah orang yang tertipu. Kesempurnaan itu adalah bahwa

TAUJIH RUKHIYAH

Gambar
  TAUJIH RUKHIYAH (PENJERNIH QOLBU) MEMBENTUK PRIBADI YANG CERDAS SPIRITUALITAS Oleh : Dr.Sukarmawan,M.Pd Mengajak manusia menuju agama Allah merupakan salah satu ibadah yang mulia. Bahkan dakwah menuju agama Allah merupakan perkataan yang paling baik. Allah Azza wa Jalla berfirman: وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِّمَّن دَعَآ إِلَى اللهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ الْمُسْلِمِينَ “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru menuju Allah, mengerjakan amal yang shalih dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. [Fushshilat:33]. Sesungguhnya para ulama sepakat bahwa dakwah menuju agama Allah hukumnya wajib. Hal ini berdasarkan perintah Allah untuk berdakwah sebagaimana terdapat di beberapa tempat di dalam Al Qur`an. وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةُُ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ “Dan hendaklah ada dari kamu satu umat yang menyeru kepada kebaji