NASEHAT INDAH GUNA MENJAGA KEHARM0NISAN DALAM KELUARGA

 

NASEHAT INDAH GUNA MENJAGA KEHARM0NISAN DALAM KELUARGA

(Oleh: Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.)


Sesungguhnya Islam memandang bahwa pernikahan adalah sesuatu yang luhur dan sakral, bernilai ibadah kepada Allah SWT. Pernikahan juga sebagai upaya untuk mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:


    النِّكَاحُ سُنَّتِيْ فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِيْ فَلَيْسَ مِنِّيْ

 “Nikah itu sunnahku, siapa yang tidak suka dengan sunnahku maka ia tidak mengikuti jalanku.”

Rasululullah SAW pun telah memotivasi para pemuda yang mengalami kesulitan dalam meraih redzeki untuk segera menikah sebagaimana sabda singkat Beliau:
    اِلْتَمِسُوا الرِّزْقَ بِالنِّكَاحِ 

Carilah rezeki dengan menikah.”

Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ad-Dailami dari sahabat Ibnu ‘Abbas r.a. Imam An-Nawawi Al-Bantani menerangkan bahwa pernikahan itu dapat menarik keberkahan dan akan mendekatkan kepada rezeki jika niatnya benar.

Oleh karena itulah pernikahan harus dilaksanakan atas dasar keikhlasan, tanggung jawab, dan mengikuti ketentuan-ketentuan hukum yang ada. Berikut ini hal-hal yang mesti diperhatikan oleh para calon Pengantin Baru sebelum mereka memutuskan untuk menikah.

Penting juga untuk selalu diingat bahwa kita adalah sosok manusia dengan segala kekurangannya, diri kita bukanlah sosok malaikat yang tanpa cela.

Selanjutnya, perlu diperhatikan oleh seorang suami bahwa kewajiban suami adalah bekerja mencari nafkah. Yakinkan bahwa mencari nafkah untuk menghidupi keluarga di rumah adalahbagian dari ibadah.

Sadari juga bahwa bekerja merupakan wujud rasa syukur atas karunia Allah SWT.

Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:

اعْمَلُوا آلَ دَاوُدَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

Artinya: “Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-ku yang berterima kasih.” (QS. An Naba’: 13)

Berikut ini Penulis ingin berbagi  Tips Jitu untuk menjaga kelanggengan Rumah Tangga kita.

Pertama : Tanamkan Prinsip bahwa Bekerja adalah proses menjemput rezeki.

Apabila tercapai hasil usahanya, maka itu ada hubungannya dengan takdir karena berkaitan dengan yang dilakukan. Apabila kurang puas dengan hasilnya, maka ada keharusan untuk merasa qana’ah. Qana'ah adalah suatu sikap rela menerima dan selalu merasa cukup dari usaha yang dilakukan, serta menjauhkan diri dari rasa tidak puas. Agar diri kita termasuk hamba yang qonaah maka perbanyaklah berdoa/ bermunajat kepada Allah SWT dengan doa berikut ini:

اللّهمّ قنّعني بما رزقتني و با رك لي فيه ، و ا خلف على كلّ غا ئبة لي بخير

“Ya Allah, jadikanlah aku merasa qona’ah (merasa cukup, puas, rela) terhadap apa yang telah engkau rizkikan kepadaku, dan berikanlah berkah kepadaku di dalamnya, dan jadikanlah bagiku semua yang hilang dariku dengan lebih baik.”

Kedua: Saling Berkomunikasi

Budayakan saling berkomunikasi dengan halus dan santun. Setiap kali berbicara, maka ucapkanlah dengan cara yang baik. Jika suami dan istri dapat berkomunikasi dengan baik, ini akan meminimalisasi kesalahpahaman dalam rumah tangga. Tidak hanya itu, kebiasaan baik ini juga tentunya akan dicontoh oleh anak-anaknya.

Jangan lupa, para pengantin baru harus komitmen untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban dan hak-hak yang telah diwajibkan atas dirinya kepada pasangannya.

Mari kita renungkan firman Allah SWT:

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Artinya: “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi, para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya. Dan Allâh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah: 228)

Bagi para istri, alangkah baiknya jika memperhatikan nasehat indah dari orang tua kepada putrinya. Berikut ini beberapa nasehat pernikahan yang menyentuh dari orang tua untuk putrinya.:

“Wahai putriku, ketahuilah bahwa sesungguhnya kebahagiaanmu sangat berhubungan dengan kebahagiaan pasangan hidupmu, yaitu suamimu. Oleh karena itu, hendaklah kamu hindari terhadap konflik pertama yang sangat mungkin terjadi dengan suamimu. Sadarilah bahwa konflik tersebut sangat berpotensi untuk memunculkan konflik yang terus berlanjut hingga konflik dalam keluargamu tiada pernah berakhir.

Anakku, patuhilah suamimu.. Hindarilah pembicaraan-pembicaraan yang berisi celaan atau hinaan dan mengejek, serta perkataan atau ucapan yang tidak layak untuk didengar.

Hendaklah kamu hindari sikap cemburu buta karena cemburu buta merupakan pintu gerbang menuju pertikaian yang akan berujung pada perceraian.

Hendaklah kamu hindari dari sikap banyak mencela karena celaan itu berpotensi melahirkan kemarahan dan pertengkaran.

Anakku, Belajarlah untuk mencintai ketidaksempurnaan pasanganmu. Daripada engkau teruslah berusaha mencapai kesempurnaan yang tidak akan pernah tercapai, akan lebih baik jika menerima bahwa setiap orang memiliki keunikannya masing-masing.

Anakku, sesungguhnya memaafkan kesalahan orang lain adalah yang paling sulit untuk dilakukan, tetapi menjadi hal yang paling penting adalah menurunkan ego dan saling memahami serta saling membutuhkan”.

Pada bagian kahir tulisan singkat ini, patut disadari oleh semua pasangan dalam rumah tangga harus saling menumbuhkan sikap kemandirian dan sikap saling menghormati. Penting bagi setiap pasangan untuk saling menghormati dan saling menghargai serta memberi ruang dan waktu untuk bersama-sama melakukan aktivitas bersama saat berada di rumah.Tentu saja akan sangat menyenangkan untuk melakukan hal-hal bersama. Kebersamaan itu pun akan menciptakan keharmnonisan dan berujung pada kebahagiaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEP PERNIKAHAN DALAM PANDANGAN ISLAM

5 RESEP DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA ISLAMI