Postingan

Ciptakan Hidup Dalam Naungan Al-Qur’an Niscaya Keluarga Bahagia Dapat Dirasakan

Gambar
  Ciptakan Hidup Dalam Naungan Al-Qur’an Niscaya Keluarga Bahagia Dapat Dirasakan (Oleh: Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.) Hakikat hidup dalam naungan Al-Qur’an berarti selalu berinteraksi dengan Al-Qur’an baik secara membacanya ( Tilawah al-Qur’an ), memahaminya ( Tadabbur al-Qur’an ), menghafalnya ( Hifzhul Qur’an ), mengamalkannya (Tanfiidzhul Qur’an), mengajarkannya (Ta’liimul Qur’an) dan menjadikannya sebagai pedoman dan rujukan hukum (Tahkiimul Qur’an). Sebagaimana bunyi hadis yang diriwayatkan oleh Usman bin ‘Affan r.a,  Rasulullah saw  bersabda:   خَيرُكُم من تعلَّمَ القرآنَ وعلَّمَهُ "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur`ān dan mengajarkannya."   Mari sejenak kita simak pula firman Allah swt dalam QS.Al-Israa ayat 9: إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar

Pilar-Pilar Kokoh Penyanggah Keluarga Sakinah Dalam Perspektif Al-Qur’an

Gambar
  Pilar-Pilar Kokoh Penyanggah Keluarga Sakinah Dalam Perspektif Al-Qur’an (Oleh: Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.) Sesungguhnya tujuan dasar disyari’atkannya perkawinan adalah untuk mencari rahmah (kasih sayang), baik itu kasih sayang dari pasangannya maupun rahmah dari Allah swt yang tujuan akhirnya adalah untuk mencapai kebahagiaan dan ketenangan hidup (sakinah). Dalam upaya mewujudkan kebahagian, ketenteraman, dan ketenangan hidup atau yang dalam al- Qur’an disebut dengan sakinah itu maka harus dirumuskan bagaimana keluarga sakinah itu bisa terwujud. Jika kita telaah secara etimologi (Ilmu Bahasa yang mengkaji tentang asal-usul terbentuknya suatu kata), kata sakinah terambil dari akar kata yang terdiri atas tiga huruf yaitu: sin, kaf , dan nun yang mengandung makna ketenangan, atau anonim dari guncang dan gerak. Berbagai bentuk kata yang terdiri atas ketiga huruf tersebut semuanya bermuara pada makna ketenangan tersebut. Misalnya, kata rumah dinamai “ maskan” karena ia merupakan tem

HIKMAH PETUNJUK DAN KESESATAN Rahasia Allah dalam Menurunkan Adam ke Bumi (Bagian Ketujuh)

Gambar
  HIKMAH PETUNJUK DAN KESESATAN Rahasia Allah dalam Menurunkan Adam ke Bumi (Bagian Ketujuh) Oleh: Dr.H.Sukarmawan,M.Pd. Terkait dengan peristiwa turunnya Adam, Hawa, dan iblis yang kedua ini, jelas bukan turunnya mereka yang pertama. Peristiwa yang kedua ini adalah mereka turun dari langit ke bumi. Jadi, turunnya mereka yang pertama adalah dari surga yang berada di atas langit, yaitu surga yang abadi. Beberapa ulama, di antaranya Zamakhsyari, berpendapat bahwa perkataan Allah, "Turunlah kalian semua dari surga!" adalah khusus untuk Adam dan Hawa. Al-Qur'an menggunakan bentuk jamak (plural) karena keturunannya diikutsertakan ke dalamnya. Terkait dalil dalam hal ini adalah firman Allah SWT, قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا ۖ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ   "Allah berfirman, 'Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian