BAHAYA LISAN

BAHAYA LISAN
 


BAHAYA LISAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Oleh :Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.


Allah swt memberikan perhatian khusus kepada manusia akan bahaya lisan dalam kehidupan. Sebagaimana Firman-Nya :

“Dan katakan kepada hamba-hamba-Ku. ‘Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar) sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS. Al-Isra': 53)

Lisan seringkali menjadi perkara awal dalam setiap permasalahan manusia. Banyak manusia yang sebenarnya menyadari akan bahaya daripada lisan itu sendiri. Akan tetapi, dalam prakteknya justru kebanyakan dari manusia yang tidak menghiraukan bahaya lisan itu sendiri. Padahal, jika ditelaah lebih dalam lagi, lisan yang dijaga mempunyai manfaat yang sangat besar misalnya mengucapkan hal-hal yang lebih bermakna dan bernilai ibadah. Rasulullah bersabda “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam” (HR. Muttafaq alaih). Dalam hadist lain juga disebutkan “Takutlah pada neraka, walau dengan sebiji kurma. Jika kamu tidak punya maka cukuplah dengan ucapan yang baik“ (HR. Muttafaq alaih).

Dari beberapa dalil diatas dapat disimpulkan pada dasarnya dalam Islam sangat dianjurkan untuk menjaga lisan (Lidah) dari tutur kata yang buruk. Lisan (Lidah) yang tidak dijaga dapat mendatangkan malapetaka yang mungkin hanya berawal dari celaan atau hinaan bahkan hingga fitnah. Seperti kita ketahui juga ada pepatah yang mengatakan bahwa Lisan/ lidah itu lebih tajam daripada pedang.

Hakikat Lidah

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang bahaya lidah, alangkah baiknya kita menelaah lebih dalam tentang hakikat lidah itu sendiri. Lidah adalah salah satu dari nikmat Allah. Manusia wajib memeliharanya dari dosa dan kemaksiatan, menjaganya dari ucapan-ucapan yang bisa menimbulkan penyesalan, perselisihan dan kerugian, karena apa yang kita miliki kelak akan menjadi saksi pada hari kiamat kelak. Allah SWT berfirman “Pada hari ketika lidah, tangan dan kaki menjadi saksi atas mereka terhadap apa-apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. An-Nuur: 24)

Lidah merupakan nikmat Allah SWT yang sangat besar bagi manusia. Kebaikan yang diucapkannya akan melahirkan manfaat yang luas dan kejelekan yang dikatakannya membuahkan ekor keburukan yang panjang. Karena dia tidak bertulang, dia tidak sulit untuk digerakkan dan dipergunakan. Tak banyak orang yang pandai dalam menjaga lisan hingga pada akhirnya ia akan menjerumuskan manusia ke jurang api neraka. Dalam hadits disebutkan“Sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan yang menyebabkan dia tergelincir ke dalam neraka yang jaraknya lebih jauh antara timur dan barat”. (Muttafaq ‘alaih, dari Abu Hurairah)

Bahaya Lisan/Lidah

Dari uraian sebelumnya, bisa ditangkap bahwasanya lisan jika benar-benar dijaga dengan baik akan mendatangkan manfaat yang banyak, akan tetapi sebaliknya jika lisah tersebut tidak terjaga maka akan menimbulkan mudharat yang tidak kalah banyak pula. Oleh karena itu, hendaklah lisan kita ini senantiasa dihiasi oleh kuatnya iman dan akal yang sempurna. Adapun lisan yang tidak dihiasai dengan pancaran iman dan akal yang sempurna akan menimbulkan bahaya lisan sebagai berikut:


1.    Dusta

Dusta adalah termasuk bahaya yang timbulnya dari lisan. Berdusta merupakan suatu perbuatan dosa besar, karena dapat merusak pribadi dan tatanan masyarakat. Terhadap bahaya lisan dari perbuatan dusta ini, Allah berfirman “Pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah di dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri?(QS.Az Zumar: 60)

 

2.    Su’udhon (buruk sangka)

Su’udhon atau buruk sangka merupakan suatu perbuatan yang timbulnya dari lisan. Tidak akan pernah ada buruk sangka terhadap seseorang, jika lisan tidak berbicara. Buruk sangka terhadap siapapun sangat dicela oleh Islam, baik buruk sangka terhadap Allah maupun buruk sangka terhadap sesama manusia. Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT,“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari buruk sangka, sesungguhnya sebagian buruk sangka itu adalah dosa dan jangnlah kamu cari-cari kesalahan orang lain…”.(QS.Al Hujuraat: 12)


3.    Ghibah (menggunjing orang lain)

Ghibah atau menggunjing artinya membicarakan kejelekan orang lain dibelakang orangnya. Kejelekan orang yang dibicarakan itu, baik tentang keadaan dirinya sendiri atau keluarganya, badannya, atau akhlaknya (budi pekertinya). Menggunjing atau ghibah adalah sangat dilarang dalam Islam, karena perbuatan tersebut berarti telah merusak citra kehormatan seseorang. Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS.Al-Hujaraat: 12).

Hal-hal yang disebutkan di atas hanyalah sebagian kecil dari hal-hal yang bisa diakibatkan oleh lidah. Namun dari sekian permasalahan zaman sekarang, hal-hal diataslah yang marak terjadi. Maka hendaklah kita mengintrospeksi diri disetiap langkah kita dalam berbicara. Kadang seringkali tanpa sadar kita melakukan hal-hal tersebut. Dan sesungguhnya syaitan akan sangat menyukai ini. Na’udzubillah.


Menjaga Lisan

        Menjaga lisan juga disebut sebagai Hifdzul lisan. Lidah itu sendiri merupakan anggota badan yang benar-benar perlu dijaga dan dikendalikan. Lidah memiliki fungsi sebagai penerjemah dan pengungkap isi hati. Oleh karena itu, setelah Nabi memerintahkan seseorang beristiqomah, kemudian mewasiatkan pula untuk menjaga lisan. Keterjagaan dan lurusnya lidah sangat berkaitan dengan kelurusan hati dan keimanan seseorang. Di dalam Musnad Imam Ahmad, dari Anas bin Malik, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda “Iman seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga hatinya istiqomah. Dan hati seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga lisannya istiqomah. Dan orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatan-kejahatannya, ia tidak akan masuk surga”.

        Oleh karena itu, seorang mukmin hendaklah menjaga lisannya. Apa jaminan bagi seseorang yang menjaga lidahnya dengan baik? Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi wa sallam bersabda “Barang siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya dan apa yang ada di antara dua kakinya, niscaya aku menjamin surga baginya.”

Hendaklah seseorang tidak berbicara kecuali jika perkataan itu merupakan kebaikan, yaitu yang nampak maslahatnya. Jika ia ragu-ragu tentang timbulnya maslahat, maka hendaklah ia tidak berbicara. Karena dengan diam bisa menjadi langkah awal yang mudah agar menjauhkan kita dari hal-hal yang mungkin akan membahayakan diri kita sendiri.

Manfaat Menjaga lisan

Ada banyak sekali manfaat dari menjaga lisan. Akan tetapi, disini penulis akan membahas beberapa dari manfaat-manaat tersebut, di antaranya :

Pertama, orang yang menjaga lisan mendapat keutamaan dalam melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya.Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:“Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam”(HR.Al-Bukhari). Dalam hadist diatas dapat disimpulkan barang siapa yang bisa menahan lisannya (dari perkataan tercela) maka bisa dikatakan bahwa ia mempunyai keutamaan iman dalam dirinya.

Kedua, orang yang menjaga lisan akan memiliki kedudukan tinggi dalam agama.Selain itu, orang lain akan terhindar dari kejahatan lisannya. Dari Abdullah bin Umar dari Rasulullah saw yang bersabda:“Seorang muslim adalah yang orang lain selamat dari kejahatan lisan dan tangannya”. (HR.Al-Bukhari)

Ketiga, orang yang menjaga lisan mendapat jaminan dari Rasulullah saw untuk masuk surga.Hal ini termaktub dalam hadist riwayat Sahal bin Sa’d.“Barangsiapa menjamin untukku apa yang berada di antara dua rahangnya(mulut) dan apa yang ada di antara dua kakinya ( kemaluan) maka aku akan menjamin baginya surga.” (HR.Al-Bukhari)

Keempat, orang yang menjaga lisan akan diangkat derajatnya dan diridhai oleh Allah. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:“Apabila seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang diridhai Allah, walaupun ia tidak menganggapnya bernilai, maka Allah mengangkat derajatnya.” (HR.Al-Bukhari).

Lisan itu ibarat kuda tunggangan, jika tidak mampu mengendalikannya maka ia akan membahayakan orang lain yang berada di sektarnya. Wallahua’lam Bisshowab....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEP PERNIKAHAN DALAM PANDANGAN ISLAM

NASEHAT INDAH GUNA MENJAGA KEHARM0NISAN DALAM KELUARGA

5 RESEP DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA ISLAMI