KADO ISTIMEWA KEDUA UNTUK PENGANTIN BARU DARI FALSAFAH SUNDA



NASEHAT PERNIKAHAN

“DUA KADO ISTIMEWA UNTUK PENGANTIN BARU”

(KADO ISTIMEWA KEDUA DARI FALSAFAH SUNDA)

Oleh :Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.

            Sebagaimana janji Penulis untuk memberikan Kado Istimewa yang kedua untuk Pengantin Baru berupa nasehat Pernikahan dari Falsafah Sunda maka pada artikel ini akan Penulis berikan Kado Istimewa tersebut dengan harapan semoga menjadi bekal yang berharga bagi Pasangan Pengantin dalam mengarungi bahtera rumah tangga mereka. Kado istimewa berupa nasehat yang Penulis kutip dari falsafah Sunda ini sangat sarat dengan pesan atau nasehat yang mendalam untuk membuat Sadar atau “Eling”  kedua mempelai (Pengantin) akan tujuan utama dari sebuah Pernikahan dan beragam ujian yang akan menerpa bahtera kehidupan mereka. Membuat seseorang sadar, dalam Bahasa Sunda dikenal dengan istilah “Pepeling”.

Pepeling adalah nasihat yang lebih ke arah mengingatkan. Pepeling bisa berasal dari kata peling, artinya "tanda agar tidak lupa".Peling juga bisa berasal dari kata eling. Eling artinya sadar atau mengingatkan. Banyak sekali pepeling kolot baheula atau nasihat orangtua dulu, termasuk dalam tradisi dan Falsafah Sunda. Berikut adalah beberapa pepeling Sunda tentang hal yang harus dilakukan agar membuat hidup kita akan lebih berarti dan in syaa Allah akan terarah,

1. Diatur Ku Jujur

"Hirup teh kudu diatur ku jujur", artinya "Hidup itu harus diatur oleh kejujuran."

Kejujuran adalah hasil dari pembiasaan diri. Katakanlah sesuatu itu dengan jujur, walaupun kenyataannya pahit sekalipun. Seringkali kejujuran memang menjadi suatu hal yang menyakitkan, tapi ia tidak akan pernah mematikan bahkan sebaliknya akan membuat “Hidup kita lebih Hidup” karena kita akan terhindar dari rasa bersalah atau rasa berdosa, keresahan, kegelisahan atau kegalauan hati.

Sedangkan kebohongan biasanya dipakai dengan alasan kebaikan dan sangat asyik untuk dilakukan, tapi ia justru lebih buruk daripada kematian. Kebohongan akan mendatangkan rasa bersalah atau rasa berdosa, keresahan, kegelisahan atau kegalauan hati yang pada akhirnya berujung kepada stress dan tidak sedikit yang mengakhiri hidupnya dengan “Bunuh Diri”

2. Dilatih Ku Peurih

"Hirup teh kudu dilatih ku peurih", artinya "Hidup itu harus dilatih oleh kepedihan hidup itu sendiri."

Kepedihan atau kesedihan dalam hidup adalah suatu hal yang lumrah terjadi. Kita tidak akan pernah merasakan hakikat kesenangan tanpa pernah merasakan kepedihan. Karena hakikatnya hidup adalah gabungan antara senang dan sedih. Biarkan kepedihan menjadi penyemangat dan motivasi diri. Biarkan kepedihan hinggap dalam kehidupan agar kita merasakan nikmatnya perjuangan dalam hidup. Kepedihan  yang membuat kehidupan menjadi berwarna, maka hadapi kepedihan ketika datang dalam hidupmu.

Dengan Keperihan hidup, kepedihan atau kesedihan, kita akan memahami apa itu arti sebuah ketegaran, berdiri tegak di tengah angin yang mengguncang, dengan kesabaran dan tersungging senyuman.

3. Disipuh Ku Karipuh

"Hirup teh kudu disipuh ku karipuh", artinya "Hidup itu harus dibalut dengan kesusahan atau penderitaan".

Kemudahan tidak akan pernah dirasakan tanpa adanya kesusahan yang dirasa terlebih dahulu. Kesusahan adalah tantangan dan bagaimana kita memainkan permainan hidup di dunia. Kesusahan bukan hal yang patut dihindari dan dibenci, karena ia akan menaikan derajat kita di hadapan Sang Illahi Robbi.

Kita tidak akan mengerti apa itu arti kebahagiaan jika tanpa melewati kesusahan. Anggaplah kesusahan sebagai penuntun bahagia yang hakiki. Ia ada karena kita hidup, tapi jangan mendatangkannya secara sengaja lewat pikiran burukmu. (Su’udzon)

Karena yang disengaja bukanlah berasal dari Allah swt yang menyembunyikan hal baik dalam sebuah kesusahan. Janganlah meminta hidup yang mudah, tapi mintalah kekuatan untuk menghadapi kesusahan yang akan menaikan derajat kita di hadapan Sang Pencipta.

4. Ditungtun Ku Santun

"Hirup teh kudu ditungtun ku santun", artinya "Hidup itu harus dibimbing oleh etika dan kesantunan."

Etika dan kesantunan adalah hal yang wajib dipegang teguh dalam kehidupan bersosialisasi atau berinteraksi , baik antar suami-istri,antar anak dengan orang tua, santri/siswa dengan guru, dan antar anggota masyarakat.  Etika dan kesantunan adalah hasil dari ilmu yang berupa tindakan dan bukan hanya sekadar pengetahuan yang diperoleh dari bangku perkuliahan.

Perselisihan hingga pertikaian/ keributan dalam kehidupan rumah tangga atau kehidupan bermasyarakat adalah buah dari tidak diterapkannya etika maupun kesantunan dalam kehidupan. Baik muda maupun tua haruslah saling mengayomi, mendengarkan, menghormati, dan menyayangi. serta menghargai

5. Diasuh Ku Lungguh

"Hirup teh kudu diasuh ku lungguh", artinya "Hidup itu harus diasuh oleh kesederhanaan".

Sederhana bukan berarti harus hidup miskin. Kesederhanaan sersungguhnya  lebih mulia daripada menghambur-hamburkan kekayaan atau bahkan hidup berpoya-poya. Sederhana juga berbeda dari kekurangan karena kekurangan menghasilkan keirian, hasad, dan kedengkian.

Kesederhanaan menghasilkan kebahagiaan dan keseimbangan. Darinya muncul rasa kecukupan yang akan menuntun pada sikap Qonaah, mensyukuri apa yang ada. Bukankah banyak dari manusia justru merasa cemas dan ketakutan dengan sesuatu yang berlebihan? Karena ia cemas, kekayaannya itu akan berkurang dan takut jika nanti akan menghilang atau dicuri orang. Prinsip hidup sederhana membeli/ belanja sesuai apa yang dibutuhkan ,bukan apa yang diinginkan.

6. Diasah Ku Kanyaah

"Hirup teh kudu diasah ku kanyaah", artinya "Hidup itu harus diasah oleh cinta atau kasih sayang."

Perasaan mencintai, dicintai, diterima, dan diakui adalah hal yang paling mendasar dalam kebutuhan psikologi manusia. Rasa cinta atau kasih sayang. turut menebarkan berbagai hal positif dalam kehidupan. Ketika cinta atau kasih sayang itu terkikis bahkan habis, maka rasa kebencian akan mewarnai dalam kehidupan.

Sudah berapa banyak ujaran penuh kebencian dengan menyebutkan nama binatang dan mahluk halus yang terlontar dari lisan yang disebabkan rasa kebencian, karena rasa cinta yang hilang dari setiap nurani manusia? Cinta bukan soal hubungan seseorang dengan pasangannya saja, tetapi cinta atau kasih sayang adalah suatu hal yang bersifat umum (universal).

“Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga”, kata Bang H,Rhoma Irama. Tanpa cinta atau kasih sayang pada sesama, banyak pertengkaran bahkan perang di mana-mana.

7. Dipiara Ku Rasa

"Hirup teh kudu dipiara ku rasa", artinya "Hidup itu harus dipelihara atau dijiwai oleh rasa."

Rasa adalah hal yang mengawali segala aspek kehidupan di dunia. Kita tidak akan pernah tahu rasa asinnya garam tanpa rasa asin itu sendiri. Begitu pun dengan hal-hal yang lainnya. Ketika rasa hilang, hilang pula kehidupan manusia karena ia yang menuntun ke segala aspek kehidupan itu sendiri.

Ketika manusia memiliki rasa, ia akan mendapatkan segalanya. Tapi kita harus hati-hati dengan rasa. Karena ia dapat menyebabkan hal baik dan buruk sekaligus. Sebagai pemilik rasa, kita harus bisa mengendalikan dan memilah rasa tersebut. Hidup yang dijiwai oleh rasa, terlebih rasa yang baik akan membuat hidupmu jauh lebih baik. Rasa adalah nyawa bagi jiwa yang hidup. 

8. Dijaga Ku Du'a

"Hirup teh kudu dijaga ku du'a", artinya "Hidup itu harus dijaga oleh doa."

“Doa adalah sumsumnya ibadah”, dan doa adalah satu-satunya hal yang dapat mengetuk pintu langit-Nya. Berdoa,/ bermunajat, mendoakan, dan didoakan adalah bentuk penjagaan dalam kehidupan manusia. Banyak orang percaya manusia diciptakan dari tanah oleh-Nya, lalu pantaskah kita bersikap sombong dengan mengabaikan "doa" dalam menjalani kehidupan di muka bumi ini? Berdoalah bukan hanya saat kamu membutuhkan sesuatu, tetapi karena banyak hal untuk disyukuri dalam hidup ini.

Itulah delapan "pepeling sunda" atau nasehat untuk pengingat diri kita, terutama menjadi bahan/ bekal hidup baru dan kado istimewa bagi sepasang Pengantin Baru yang akan mengarungi bahtera Rumah Tangga.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEP PERNIKAHAN DALAM PANDANGAN ISLAM

NASEHAT INDAH GUNA MENJAGA KEHARM0NISAN DALAM KELUARGA

5 RESEP DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA ISLAMI