9 Wasiat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam
9 Wasiat Rasulullah Shallallahu
‘alaihi Wasallam
(Oleh : Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.)
Dari Abu Darda’ Radhiallahu’anhu ia
berkata :
أوصانى رسول الله صلى الله عليه وسلم بتسع:لاَ تُشْرِكْ بِاللهِ شَيْئًا وَإِنْ قُطِعَتْ أَوْ حُرِقَتْ، وَلاَ تَتْرُكَنَّ الصَّلاَةَ اْلمَكْتُوْبَةَ مُتَعَمِّداً؛ وَمَنْ تَرَكَهَا مُتَعَمِّداً بَرِئَتْ مِنْهُ الذِّمَّةُ ، وَلاَ تَشْرَبَنَّ الْخَمْرَ؛ فَإِنَّهَا مِفْتَاحُ كُلِّ شَرٍّ، وَأَطِعْ وَالِدَيْكَ، وَإِنْ أَمَرَاكَ أَنْ تُخْرِجَ مِنْ دُنْيَاكَ؛ فَاخْرُجْ لَهُمَا، وَلاَ تُنَازِعَنَّ وُلاَةَ اْلأَمْرِ، وَإِنْ رَأَيْتَ أَنَّكَ أَنْتَ ، وَلاَ تُفَرِّرْ مِنَ الزَّحْفِ؛ وَإِنْ هَلَكْتَ وَفَرَّ أَصْحَابَكَ، وَأَنْفِقْ مِنْ طَوْلِكَ عَلىَ أَهْلِكَ، وَلاَ تَرْفَعْ عَصَاكَ عَنْ أَهْلِكَ، وَأَخْفِهِمْ فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam mewasiatkan sembilan perkara kepadaku
yaitu: Janganlah engkau mempersekutukan Allah meskipun lehermu akan
dipenggal atau dirimu akan dibakar. Jangan sekali-kali meninggalkan shalat
wajib dengan sengaja, (karena) barangsiapa yang melakukannya dengan sengaja,
niscaya jaminan Allah akan terlepas darinya. Jangan meminum minuman
keras, karena itu adalah kunci segala kejelekan. Dan taatilah kedua orang
tuamu, apabila mereka menyuruhmu untuk menyerahkan seluruh harta yang engkau miliki
maka serahkanlah hartamu kepada keduanya. Janganlah menentang pemimpin walaupun
engkau tahu bahwa engkaulah yang benar. Jangan lari dari medan pertempuran,
meskipun engkau akan terbunuh dan teman-temanmu melarikan diri. Infakkanlah
sebagian harta yang engkau miliki kepada keluargamu. Jangan lalai mengawasi
keluargamu (dalam mendidik mereka) dan ajarkanlah kepada mereka untuk bertakwa
kepada Allah.”
(HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 18. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Banyak
manfaat yang kita dapat petik dari Hadits tersebut di atas, beberapa di
antaranya adalah :
Pertama : Perintah untuk mentauhidkan Allah
dan menjahui perbuatan syirik, walau harus mengorbankan jiwa, karena perbuatan
syirik menimbulkan beberapa kerugian bagi pelakunya. Perbuatan Syirik tidak akan
terampuni dan merupakan dosa besar, sebagaimana Allah jelaskan dalam
firman-Nya :
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا
دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَآءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِا للّٰهِ فَقَدِ افْتَـرٰۤى
اِثْمًا عَظِيْمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 48)
Perbuatan Syirik merupakan kedzoliman yang yang besar,
sebagaimana hal ini di terangkan melalui firman-Nya.
وَاِ ذْ قَا لَ لُقْمٰنُ لِا بْنِهٖ
وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِا للّٰهِ ۗ اِنَّ الشِّرْكَ لَـظُلْمٌ عَظِيْمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.”” (QS. Luqman 31: Ayat 13)
Perbuatan Syirik dapat menghapus
amal serta mendatangkan kerugian besar di akhirat kelak. Sebagaimana Firman Allah swt
:
لَئِنْ
اَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
“Sungguh, jika engkau
menyekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk
orang yang rugi.”
(QS. Az-Zumar 39: Ayat 65)
Kedua
: Bahaya bagi orang
yang meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja dan akibat buruk yang
akan diperoleh yaitu lepas dari jaminan Allah. Maksud lepas dari jaminan Allah
adalah setiap orang telah mendapatkan jaminan penjagaan agar tidak terjerumus
dalam kebinasaan,kemaksiatan, keharaman atau menyelisihi perintah Allah. Ketika
seseorang meninggalkan shalat dengan sengaja, berarti ia lepas dari jaminan
yang luar biasa tersebut. Umar bin khottob berkata : “Mengabaikan sholat, maka urusan lainnya lebih terabaikan”
Ketahuilah
bahwa kelak kita akan menyesal karena meninggalkan sholat, sebagaimana hal itu
terjadi pada penghuni Neraka Saqor,
ketika mereka di tanya :
مَا سَلَـكَـكُمْ فِيْ سَقَرَ
“Apa
yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (Neraka) Saqor?”
(QS.
Al-Muddassir 74: Ayat 42)
قَا لُوْا لَمْ نَكُ مِنَ
الْمُصَلِّيْنَ
“Mereka menjawab, “Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan sholat,” (QS. Al-Muddassir 74: Ayat 43)
Ketiga : Khomr (minuman keras) bermula dari
minuman keras atau yang memabukkan itulah manusia akan kehilangan akalnya, lalu
setelah kehilangan akal maka ia bisa saja terjerumus pada perbuatan syirik,
kufur, zina, berkata dusta dan perbuatan dosa lainnya.
الْخَمْرُ أُمُّ الْفَوَاحِشِ
وَأَكْبَرُ الْكَبَائِرِ مَنْ شَرِبَهَا وَقَعَ عَلَى أُمِّهِ وَعَمَّتِهِ
وَخَالَتِهِ
“Khomr adalah induk dari segala kejelekan dan dosa yang paling besar. Barangsiapa meminum khomr, ia bisa jadi berzina dengan ibunya, saudari ibunya, dan saudari ayahnya” (HR. Ad Daruquthni. Disebutkan oleh Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah no. 1853).
Keempat
: Mentaati orang tua hukumnya wajib mesti
terkadang diri kita disakiti oleh keduanya, selama kita tidak disuruh dalam
maksiat. Dalam hadits disebutkan tentang seseorang yang mengadukan pada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa ayahnya butuh pada hartanya. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallamkemudian bersabda :
أَنْتَ وَمَالُكَ لأَبِيكَ
“Engkau dan hartamu milik ayahmu” (HR. Ibnu Majah no. 2291 dan Ahmad 2: 204. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Kelima : Tetap harus mentaati pemimpin kaum
muslimin dan diharamkan memberontak walau mereka berbuat zhalim dan tetap yakin bahwa kita berada pada posisi yang benar karena mengingat mafsadat (kerusakan) yang ditimbulkan
setelah itu lebih besar.
Dari
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ خَلَعَ يَداً مِنْ طَاعَةٍ
لَقِيَ اللهَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ حُجَّةَ لَهُ ، وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ في
عُنُقِهِ بَيْعَةٌ ، مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً
“Barangsiapa melepaskan tangan
dari ketaatan pada penguasa, maka ia akan bertemu dengan Allah pada hari kiamat
dalam ia tidak punya argumen apa-apa untuk membelanya. Barangsiapa yang mati
dan di lehernya tidak ada bai’at, maka ia mati seperti keadaan orang jahiliyah”
(HR. Muslim no. 1851).
Keenam : lari dari Janganlah engkau lari dari medan pertempuran ketika sudah berhadapan dengan musuh walaupun dalam keadaan sangat mencengkam dan teman-temanmu pun sudah lari dari medan peperangan.
Ketujuh : Nafkahi keluargamu dengan adil, niscaya akan datang kemudahan rezki dari Allah.
Menafkahi
kepada keluargamu lebih afdhol dari sedekah tathowwu’ (sunnah)
Dari
Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى سَبِيلِ
اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى رَقَبَةٍ وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى
مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِى
أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ
“Satu
dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau
keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau yang
engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang
engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan
kebaikan yang disebutkan tadi)” (HR. Muslim no. 995).
§ Mencari
nafkah dengan ikhlas, akan menuai pahala besar
Dari
Sa’ad bin Abi Waqqosh, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً
تَبْتَغِى بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلاَّ أُجِرْتَ عَلَيْهَا ، حَتَّى مَا تَجْعَلُ
فِى فِى امْرَأَتِكَ
“Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), sampai pun makanan yang kamu berikan kepada istrimu.” (HR. Bukhari no. 56).
Kedelapan : Tidak mengapa memukul anak asalkan tidak menyakiti dan membekas di tubuhnya dalam rangka mendidik mereka, seperti mengajarkan mereka untuk mel;aksanakan sholat 5 waktu.
Kesembilan : Nasehati anak dan seluruh anggota
keluargamu agar bertaqwa kepada Allah swt.
Demikianlah 9 Wasiat Rasulullah SAW
yang secara khusus diwasiatkan kepada Abu Darda, tetapi secara umum wasiat
Beliau sangatlah penting untuk dipedomani oleh seluruh umat Rasulullah SAW agar
bahagia hidup di dunia (Fiddunya Hasanah) dan kelak bahagia di akhirat (wafil
akhiroti Hasanah) serta terhindar dari siksa Api Neraka (wakina ‘adzaabannaar).
Wallahua’lam bisshowab….
Komentar
Posting Komentar