Hartaku Sekali-kali Tidak Memberi Manfaat Kepadaku
Hartaku Sekali-kali Tidak Memberi Manfaat Kepadaku
(Oleh : Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.)
Judul
artikel ini berawal dari terlintasnya dalam benak pikiran Penulis ayat 28 dalam
Surat Al-Haqqah yang sedang berusaha Penulis hafalkan karena ketertarikan
Penulis dengan isinya. Allah swt telah mengingatkan kita akan ketidakmanfaatan
harta yang kita miliki ketika harta tersebut tidak digunakan secara benar dan
tepat. Sebagaimana Firman-Nya dalam Surat Al-Haqqah Ayat 28
مَآ أَغْنَىٰ عَنِّى مَالِيَهْ ۜ
Artinya: Hartaku sekali-kali tidak memberi
manfaat kepadaku.
Penulis merasakan ada getaran dalam dada
ketika membaca ayat 28 QS.Al-Haqqah ini, Bahkan
terkadang Penulis menitikkan air mata saat membaca ayat
خُذُوهُ فَغُلُّوهُ
"Peganglah dia lalu belenggulah
tangannya ke lehernya.” (QS.Al-Haqqah:30)
ثُمَّ الْجَحِيْمَ صَلُّوْ
“Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka
yang menyala-nyala”
ثُمَّ فِى سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا
فَٱسْلُكُوهُ
“Kemudian belitlah dia
dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta” (QS.Al-Haqqah:32)
Jika menyimak dan menelaah secara seksama
untaian ayat 28 s,d ayat 32 sungguh menggetarkan hati karena Allah swt dengan
tegas mengingatkan kita jika harta kita tidak kita manfaatkan secara benar maka
tidak akan memberikan manfaat bahi kita saat menghadapi hisab di akhirat bahkan
Allah swt memberikan ancaman sebagaimana tertuang dalam Qs.Al-Haqqah ayat 30
s.d 32 dengan ancaman tegas, Allah swt memerintahkan Malaikat-Nya ( Malaikat Pejaga
Pintu Neraka}: "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka
yang menyala-nyala. Kemudian belitlah
dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta”
Oleh karena itulah, Penulis ingin mengingatkan diri penulis pribadi dan para pembaca artikel ini agar kita senantiasa berhati-hati terkait dengan harta yang kita miliki, baik sumber (asal-usul) harta tersebut “Darimana kita Peroleh (Min ‘ainaktasabahu) dan untuk apa kita belanjakan/ salurkan (Wa fima anfaqohu). Jangan sampai hanya tinggal penyesalan dalam diri kita saat hisab Allah swt sudah di depan mata.
Mari kita sadari bahwa hidup di dunia ini
ibarat masa menanam, dan hidup di akhirat adalah masa menuai. Kalau tidak
maksimal menanam kebaikan, bagaimana mungkin bisa menuai kebahagiaan? Ingatlah
pertanyaan Retoris dari Allah swt melalui Firman-Nya:
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً
وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُون
“Apakah kalian mengira bahwa Kami
menciptakan kalian dengan sia-sia dan kalian tidak akan dikembalikan kepada
Kami?” (QS. Al-Mu’minun: 115)
Sungguh Penyesalan
adalah satu rasa yang tidak ada lagi gunanya pada
hari kiamat. Penyesalan memang selalu datang belakangan. Apakah itu bisa
berguna … pada hari setiap orang hanya bisa menuai, tak lagi mampu menanam?
Dalam Al-Quran, disebutkan beberapa bentuk
penyesalan manusia. Kali ini akan kita simak bentuk sesal dengan lafal “layta”
(لَيْتَ). Dalam bahasa Arab, ungkapan “layta” menunjukkan angan-angan yang
mustahil tercapai.Mari kita simak Firman Allah swt yang mengungkapkan
penyesalan hamba-Nya:
1. Andaikan kami taat kepada Allah dan
Rasul-Nya.
يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ
يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا
“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan
dalam neraka, mereka berkata, ‘Alangkah baiknya andaikan kami
taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul.” (QS. Al-Ahzab: 66)
2. Andaikan kitabku ini tidak diberikan
kepadaku.
وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ
يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيهْ
“Adapun orang yang diberikan kepadanya
kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata, ‘Duhai, alangkah baiknya andaikan tidak
diberikan kepadaku kitabku (ini).‘” (QS. Al-Haqqah: 25)
يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ
“Duhai, andaikan kematian
itu menyelesaikan segala sesuatu.” (QS. Al-Haqqah: 27)
مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيهْ
“Hartaku tidak memberi manfaat kepadaku
sama sekali.” (QS. Al-Haqqah: 28)
هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيهْ
“Telah hilang kekuasaanku dariku.”
(QS. Al-Haqqah: 29)
3. Andaikan dahulu aku hanyalah tanah.
إِنَّا أَنذَرْنَاكُمْ عَذَاباً قَرِيباً يَوْمَ
يَنظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنتُ
تُرَاباً
“Sesungguhnya Kami telah memperingatkan
kepadamu (wahai orang kafir) tentang siksa yang dekat, pada hari manusia
melihat segala hal yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir
berkata, ‘Alangkah baiknya andaikan dahulu aku hanyalah tanah.’”
(QS. An-Naba: 40)
4. Andaikan dahulu aku mengerjakan amal
shalih.
يَقُولُ يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي
“Dia mengatakan, ‘Alangkah baiknya andaikan aku
dahulu mengerjakan (amal shalih) untuk hidupku ini.’” (QS. Al-Fajr: 24)
5. Andaikan aku tidak menjadikannya teman
akrab
يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَاناً
خَلِيلاً
“Kecelakaan besarlah bagiku; andaikan aku
(dahulu) tidak menjadikan si dia itu teman akrab-(ku).” (QS. Al-Furqan: 28)
لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءنِي
وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولاً
“Sesungguhnya dia telah menyesatkanku dari
Al-Quran ketika Al-Quran itu telah datang kepadaku. Setan itu tidak mau
menolong manusia.” (QS. Al-Furqan: 29)
Itulah sederet penyesalan pada hari akhir.
Yang tidak mampu membuat waktu berjalan mundur. Yang sudah terlambat untuk
bertaubat dan melakukan amal yang bermaslahat. Mari kita berubah, sebelum
penyesalan tidak lagi berguna.
Komentar
Posting Komentar