Ternyata… Keluarga yang Berkarakter Syurgawi yang akan Berkumpul Kembali di Syurga
Ternyata…
Keluarga yang Berkarakter Syurgawi yang akan Berkumpul Kembali di Syurga
(Oleh :
Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.)
Motivasi
penulisan artikel ini berawal dari inspirasi Penulis setelah membaca buku yang
berjudul “Suami istri berkarakter surgawi :
sifat dan karakter suami shaleh dan istri shalehah “ yang ditulis oleh
Muhammad Mutawalli Asy-Sya'rawi dengan penerjemah Ibnu Barnawa dan editor,
Yasir Abdul Muthalib. Buku tersebut diterbitkan oleh.Penerbit: Pustaka
Al-Kautsar. Harga buku tersebut sangat terjangkau dan masih di bawah harga beli
pulsa Rp 100.000 yang bisa habis hanya dalam waktu tidak lebih dari satu pekan.
Sementara, manfaat yang dapat dipetik dari isi buku tersebut sungguh Sangatlah
Berharga, sangat tidak sebanding dengan harga belinya. Penulis memperoleh buku
tersebut dari seorang sahabat yaitu Ustadz Urip Widodo (Admin WAG Tarbiyyah
Online) yang giat dalam dunia Da’wah. Penulis sangat merekomendasikan para
pembaca artikel ini untuk menjadikan Buku tersebut sebagai salah satu koleksi
wajib si Perpustakaan Pribadi dan jadikan sebagai bacaan wajib seluruh
anggota keluarga.
Jika
kita adalah suami atau istri yang sangat mencintai pasangan kita dan menyayangi
anak-anak kita , kemudian berkeinginan dikumpulkan kembali oleh Allah swt di Syurga
kelak maka jadikanlah seluruh anggota keluarga kita menjadi pribadi Sholeh/ Sholehah yang “Berkarakter Syurgawi”. Pasangan hidup yang Shaleh/Shalehah
adalah sumber kebahagiaan, karena dengan kesalehannya Allah Ta'ala berkenan
memberikan keberkahan yang jauh melampaui dari dugaan kita. Rezeki yang penuh
manfaat, lahirnya buah hati yang cerdas, keluarga selalu harmonis, nikmat
selalu terasa cukup bahkan berlebihan adalah sedikit dari berkah-berkah
kesalehan itu. Untuk mewujudkan itu, Allah Ta'ala telah mengilhamkan kepada
manusia sebuah tata cara, sistem kehidupan manusia yang detail dan lengkap
melalui Al-Qur'an.
JIka
para pembaca artikel dari blog Penulis dengan domain www.keluargasamara.com sudah
membaca artikel yang berjudul “7 Mutiara untuk Meraih Keluarga SAMARA” tentunya
masih ingat dengan ilustrasi Keluarga ibarat Bahtera/Kapal, Suami sebagai
Nakhoda, Alquran dan Hadits sebagai Kompas/ Pedoman. Al-Qur'an dan Hadis Nabi
adalah petunjuk tentang pernikahan. Pernikahan adalah salah satu cara yang
digariskan oleh Allah untuk menjaga keberlangsungan hidup dan kekhalifahan
manusia di bumi. Dibuatlah aturan pernikahan yang sesuai dengan fitrah dan
tujuan utama pernikahan itu sendiri. Pernikahan adalah tempat untuk
mempertemukan kecenderungan dua jenis manusia dalam lembaga yang kokoh.
Diharapkan orang-orang yang berkumpul di dalamnya merasa nyaman, tenang, dan
tenteram. Pernikahan menjadi rumah terhangat yang paling menyenangkan bagi
setiap anggotanya. Suami dan istri melabuhkan lelahnya di rumah, anak-anak
pertama kali membagi suka-dukanya kepada saudara kandung dan orangtuanya. Ayah
dan ibu menjadi penerang jalan bagi anak-anaknya. Anak-anak menjadi cahaya
penyejuk bagi orangtua.
Dalam
keluarga yang “Berkarakter Syurgawi” tertanam rasa kasih sayang yang menjadi
dasar tumbuhnya benih-benih kebaikan, produktivitas, dan kemaslahatan tiak
hanya untuk keluarga itu sendiri tetapi juga akan mendatangkan kemaslahatan
bagi masyarakat. Sebagaimana firman Allah Ta'ala :
وَمِنْ
ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا
وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ
يَتَفَكَّرُونَ
"Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (QS Ar-Rum :
21)
Hanya sayang, fenomena yang terjadi, tujuan
mulia ini sering mengalami ketidaksesuaian dengan kenyataannya. Fakta di
lapangan sering terjadi “Dassein-Dassolen”
apa
yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Atau jauh
panggang dari api. Tampak yang terjadi adalah Suami yang mengabaikan tanggung
jawabnya. Istri yang tidak memahami tugas pokok dan fungsinya. Orangtua yang
tidak bersahabat dan enggan mendengarkan curahan hati anak-anaknya. Anak yang
berprilaku durhaka kepada orangtuanya. Betapa banyak orangtua yang menangis
batinnya karena darah dagingnya sendiri berani membangkang dan bahkan
melawannya. Sungguh fenomena ini terjadi dan sangat menyayat hatii. Kondisi ini
terjadi karena para suami dan istri (Orang tua) tidak sepenuhnya mengerti apa
yang Allah Ta'ala firmankan di dalam
wahyu-Nya dan tidak beri’tiba kepada sunnah Rasulullah-Nya.
Sebagai bahan motivasi bagi kita para orang
tua, simaklah Firman Allah swt, yang artinya : “(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama orang-orang
saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya.” (QS. Ar-Ra‘du:
23).
Sayyid Quthb dalam "Tafsir Fi Zhilalil-Qur'an" menjelaskan peristiwa di atas laksana
sebuah festival atau reuni di mana mereka saling bertemu, mengucapkan salam,
dan melakukan perbuatan-perbuatan yang menyenangkan dan menggembirakan serta
penuh dengan penghormatan.
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan maksud ayat ini bahwa Allah akan
mengumpulkan seseorang bersama keluarganya, orang tua, istri dan anak-cucunya
di syurga. Ini adalah dalil satu keluarga bisa masuk surga bersama.
Beliau berkata: “Allah mengumpulkan mereka
dengan orang-orang yang mereka cintai di dalam surga yaitu orang tua, istri dan
anak keturunan mereka yang mukmin dan layak masuk surga. Sampai-sampai, Allah
mengangkat derajat yang rendah menjadi tinggi tanpa mengurangi derajat keluarga
yang tinggi (agar berkumpul di dalam surga yang sama derajatnya).”
Namun, berkumpul dengan keluarga di surga
tentu tidak mudah untuk dicapai. Dalam kisah yang dijelaskan Al-Qur’an, banyak
keturunan/keluarga yang tidak lagi bisa bertemu di akhirat, seperti Nabi Nuh
dengan putra dan istrinya, Asiyah yang solehah dengan suaminya Firaun dan Nabi
Luth dengan istrinya. Namun demikian, bertemunya keluarga besar di surga bukan pula sesuatu
yang tidak mungkin bisa terealisasi. Hanya Keluarga yang berkarakter Syurgawi
yang akan dikumpulkan oleh Allah swt di Syurga-Nya.
Komentar
Posting Komentar