ALLAH MENYESATKAN SIAPA SAJA YANG DIA KEHENDAKI
ALLAH MENYESATKAN SIAPA SAJA YANG DIA
KEHENDAKI
(Oleh: Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.)
Sesungguhnya
Allah swt mempunyai kekuasaan untuk memberikan petunjuk bagi siapa
saja yang Dia kehendaki, memberikan perlindungan juga keselamatan dan
menyesatkan siapa yang dikehendaki oleh Allah swt dan menghinakannya, serta memberikan
cobaan sebagai bentuk keadilan bagi Allah. Semua makhluk senantiasa berada pada
kehendak (masyi’ah) Allah.
Allah Maha Tinggi, Maha Suci dari lawan-lawan dan tandingan-tandinganNya. Tidak
ada yang dapat menolak ketentuan Allah, tidak ada yang menunda keputusan Allah,
tidak ada yang dapat mengalahkan perintahNya, kita semua mengimani semua hal
itu dan kita juga meyakini bahwa segalanya dari sisi Allah subhanahu wa
ta’ala.
Dalam
Qur’an surah an-Nahl (16) ayat ke 93, Allah swt berfirman
وَ لَوۡ
شَآءَ اللّٰہُ لَجَعَلَکُمۡ اُمَّۃً وَّاحِدَۃً وَّ لٰکِنۡ یُّضِلُّ مَنۡ یَّشَآءُ
وَ یَہۡدِیۡ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ لَتُسۡـَٔلُنَّ عَمَّا کُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ
"Dan kalau Allah menghendaki, niscaya
Dia menjadikanmu satu umat (saja dan memaksamu untuk beriman). Tetapi Allah
menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah
kamu kerjakan."
Dalam QS.
Al-Baqarah [2] : 26` Allah swt pun berfirman :
إِنَّ ٱللَّهَ
لَا يَسْتَحْىِۦٓ أَن يَضْرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۚ فَأَمَّا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ ۖ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ
كَفَرُوا۟ فَيَقُولُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهِۦ
كَثِيرًا وَيَهْدِى بِهِۦ كَثِيرًا ۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِۦٓ إِلَّا ٱلْفَٰسِقِينَ
“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat
perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang
yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka,
tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk
perumpamaan?". Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah,
dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan
tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik”
Begitu
pula yang tertera dalam QS. Ar-Ra`d [13] : 27 , Allah swt dengan jelas dan tegas
menyatakan :
وَيَقُولُ
ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَوْلَآ أُنزِلَ عَلَيْهِ ءَايَةٌ مِّن رَّبِّهِۦ ۗ قُلْ إِنَّ
ٱللَّهَ يُضِلُّ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِىٓ إِلَيْهِ مَنْ أَنَابَ
“Orang-orang kafir berkata: "Mengapa
tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mukjizat) dari Tuhannya?"
Katakanlah: "Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan
menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya",
Dalam QS.
An-Nahl [16] : 93 pun Allah swt telah menegaskan dengan Firman-Nya :
وَلَوْ
شَآءَ ٱللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَٰحِدَةً وَلَٰكِن يُضِلُّ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِى
مَن يَشَآءُ ۚ وَلَتُسْـَٔلُنَّ عَمَّا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia
menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan
sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan”.
Kewenangan
dan kekuasaan Allah swt untuk memberikan petunjuk dan menyesatkan hamba-Nya ini
juga telah dengan tegas dan jelas Allah nyatakan dalam QS. Fatir [35] : 8`Ibn
Katsir, Allah swt berfirman :
أَفَمَن زُيِّنَ
لَهُۥ سُوٓءُ عَمَلِهِۦ فَرَءَاهُ حَسَنًا ۖ فَإِنَّ ٱللَّهَ يُضِلُّ مَن يَشَآءُ
وَيَهْدِى مَن يَشَآءُ ۖ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَٰتٍ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ
عَلِيمٌۢ بِمَا يَصْنَعُونَ
“Maka apakah orang yang dijadikan
(syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan
itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)? Maka sesungguhnya
Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang
dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
Begitu
pula dengan kandungan QS. Al-Muddaththir [74] : 31, Allah swt telah berfirman :
وَمَا جَعَلْنَآ
أَصْحَٰبَ ٱلنَّارِ إِلَّا مَلَٰٓئِكَةً ۙ وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً
لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِيَسْتَيْقِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ وَيَزْدَادَ ٱلَّذِينَ
ءَامَنُوٓا۟ إِيمَٰنًا ۙ وَلَا يَرْتَابَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْمُؤْمِنُونَ
ۙ وَلِيَقُولَ ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَٱلْكَٰفِرُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ
بِهَٰذَا مَثَلًا ۚ كَذَٰلِكَ يُضِلُّ ٱللَّهُ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِى مَن يَشَآءُ
ۚ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ ۚ وَمَا هِىَ إِلَّا ذِكْرَىٰ لِلْبَشَرِ
Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu
melainkan dari malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu
melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang
diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya
dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak
ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan
orang-orang kafir (mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan
bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah membiarkan
sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia
sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.
Dalam QS. Fathir ayat
8, Allah swt. Berfirman:
أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا ۖ فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ
يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۖ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ ۚ
إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
“Maka apakah orang yang dijadikan
(syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan
itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)? Maka sesungguhnya
Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang
dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
Banyak
orang berkesimpulan bahwa Allah swt. menyesatkan hamba-hamba yang
dikehendaki-Nya. Hal ini sudah lumrah kita dengar. Namun kata “Allah swt.
menyesatkan” atau “disesatkan Allah swt.” memberikan kesan buruk dan dzalim.
Seakan orang yang sudah berada di jalan menuju surga, lalu Allah swt. ajak dan
belokkan dia ke jalan menuju neraka. Benarkah hal tersebut?
Dalam
hal kesesatan seorang manusia, Allah Maha Adil, tidak pernah Allah swt bersikap
dzalim. Sedangkan dalam hal mendapatkan hidayah, Allah Maha Baik, bukan sekadar
adil. Hal itu karena semua manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, yaitu
beriman kepada Allah swt. Namun begitu dilahirkan, dia dikelilingi
faktor-faktor yang bisa merubah keimanannya. Keluarga, sekolah, media massa,
pergaulan, dan sebagainya. Tanpa perlindungan dari Allah swt., manusia sangat
lemah berhadapan dengan itu semua.
Seluruh
manusia di muka bumi ini tanpa kecuali, sebenarnya sedang berjalan menuju ke
neraka. Tapi Allah swt. berkehendak menyelamatkan orang-orang tertentu. Allah
swt. memberikan taufiq dan hidayah-Nya; memasukkan keimanan ke dalam hati
orang-orang tersebut. Inilah kebaikan Allah swt. Sedangkan selain mereka, Allah
swt. biarkan mereka berada dalam kesesatan karena memang mereka berhak untuk
mendapatkannya. Inilah keadilan Allah swt.
Dalam
sebuah hadits qudsi Allah swt. berfirman, “Wahai
hamba-Ku, kalian semua adalah sesat kecuali yang Aku beri hidayah. Maka
mohonlah hidayah kepada-Ku, niscaya kalian Kuberi.” [HR. Muslim].
Bagi Orang
yang telah mendapatkan hidayah dari Allah swt hendaknya banyak bersyukur. Tanpa
kehendak Allah swt., mereka tidak akan pernah bisa meniti jalan menuju surga.
Apapun usaha yang telah dan sedang mereka lakukan; sebesar apapun mukjizat yang
telah mereka saksikan. Allah swt. Berfirman dalam QS.A-An’am ayat 111:
وَلَوْ
أَنَّنَا نَزَّلْنَا إِلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةَ وَكَلَّمَهُمُ الْمَوْتَىٰ وَحَشَرْنَا
عَلَيْهِمْ كُلَّ شَيْءٍ قُبُلًا مَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ
وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُونَ
“Kalau
sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati
berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan
mereka, niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah
menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” [Al-An’am: 111].
Oleh
karena itu, banyak kita dapati fenomena orang telah hapal Al-Qur’an, menguasai
bahasa Arab, dan mengkaji ilmu-ilmu Islam, tapi tidak beriman kepada Allah swt.
Fenomena isteri atau anak seorang nabi sekali pun menentang Allah swt. Ini semua
membuktikan bahwa hidayah keimanan ada di tangan Allah swt.
Dengan
demikian, bgai orang yang telah mendapat hidayah dan tergerak hatinya untuk
meniti jalan menuju surga sangatlah beruntung. Karena semua manusia berada
dalam kesesatan. Jiwa, syahwat, dan nafsunya lebih cenderung kepada keburukan.
Gemerlap dunia membuatnya silau sehingga dia tertipu. Setan tidak
henti-hentinya menggoda dan membisikkan keburukan. Manusia benar-benar dikepung
oleh dengan faktor kesesatan. Ketika Allah swt. membimbingnya menuju keimanan,
maka dia adalah manusia pilihan Allah swt. Hendaknya dia mensyukuri dan
melestarikan hidayah tersebut dengan selalu menaati tuntunan Allah swt.
Oleh
karena itu, marilah kita upayakan agar istri dan anak-anak kita (keluarga kita)
termasuk kepada golongan manusia yang selalu mendapatkan petunjuk dari Allah
swt bukan termasuk golongan manusia yang telah disesatkan oleh Allah swt.
Komentar
Posting Komentar