Ciri Hati yang Sehat Dalam Pandangan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

     

Hati yang Sehat

 Ciri Hati yang Sehat Dalam Pandangan Ibnu                            Qayyim Al-Jauziyyah

                        (Oleh : Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.)

Haruslah diakui dan disadari bahwa seringkali manusia melalaikan tentang perkara hati (Qolbu), padahal hati adalah penentu baik buruknya perilaku seseorang. Jika hatinya bersih (sehat), maka perilakunya juga baik, begitu juga sebaliknya. Jika hatinya kotor (sakit) maka perilakunya akan buruk. Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berpandangan bahwa ada lima Ciri Hati yang Bersih (Qolbun Salim), yaitu :

Pertama : Berorientasi Kepada Akhirat Daripada Dunia

Tujuan akhirat ini, seakan-akan merupakan salah seorang penghuni akhirat yang datang ke dunia sebagai perantau yang mengambil sekedar kebutuhannya saja, kemudian kembali ke negeri asalnya.

Hal ini didasarkan pada hadits Nabi, "Jadilah di dunia ini seakan-akan dirimu adalah orang asing atau orang yang singgah dalam perjalanan. Dan anggaplah dirimu sebagai seorang ahli kubur." (HR Bukhari)

Rasulullah SAW telah mengingatkan kita selaku umatnya melalui sabda Beliau :
عن زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: مَنْ كَانَ هَمُّهُ الْآخِرَةَ، جَمَعَ اللهُ شَمْلَهُ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ، وَمَنْ كَانَتْ نِيَّتُهُ الدُّنْيَا، فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ ضَيْعَتَهُ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ

Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu anhu, beliau mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa berorientasi dengan akhirat, maka Allah akan jadikan kesempurnaan untuknya, kekayaan ada dalam hatinya, dunia akan datang kepadanya dalam keadaan hina. Barang siapa mengharap kehidupan dunia, maka Allah akan menjauhkan dunia darinya, menjadikan kefakiran berada di depan matanya, dan ia tidak akan mendapatkan dunia kecuali apa yang telah dituliskan untuknya.”

 Sahabat Nabi, Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah pun berkata, “Dunia telah beranjak pergi, sedangkan akhirat telah beranjak datang dan masing-masing memiliki anak-anak. Maka, jadilah anak-anak akhirat, jangan menjadi anak-anak dunia, karena hari ini adalah masa beramal, bukan masa berhitung, sedangkan esok adalah masa berhitung, bukan masa beramal."

Kedua :  Mengutamakan kepada  Hal Yang Bermaslahat dan Bermanfaat

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Hati yang sehat lebih mengutamakan hal yang bermanfaat daripada hal yang  mudorat.”

Tanda-tanda hati yang sehat adalah selalu mengutamakan yang bermanfaat seperti berdiskusi perihal keislaman,  belajar, dan menuntut ilmu keislaman, membaca dan mentadabburi Al-Quran, membaca buku-buku yang bermanfaat, dan aktivitas lainnya yang bermanfaat. Namun sebaliknya, hati yang sakit lebh cenderung .kepada aktivitas yang mudorat dan melalaikan diri dari mengingat Allah.  

Oleh karena itu, mesti dipahami dan disadari bahwa makanan yang baik bagi hati adalah iman, sedangkan obat terbaiknya adalah Al-Qur’an. Dan, keduanya (iman dan Al-Qur’an) sama-sama mengandung gizi yang tinggi dan obat sekaligus.

Ketiga : Selalu mengingat Allah Ta'ala (Dzikrullah)

Hati yang bersih (QolbunSalim) akan mendorong pemiliknya untuk senantiasa tunduk kepada Allah Ta’ala. Hatinya senantiasa berdzikir utnuk mengingat Allah, sebab hanya dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenteram.

ٱلَّذِينَءَامَنُواْوَتَطۡمَٮِٕنُّقُلُوبُهُمبِذِكۡرِٱللَّهِۗأَلَابِذِڪۡرِٱللَّهِتَطۡمَٮِٕنُّٱلۡقُلُوبُ

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS Ar-Ra'd: 28)

Imam Abu Husain Waraq telah berkata, “Kehidupan hati terletak pada mengingat Yang Mahahidup dan Yang tidak akan mati, kehdiupan yang bahagia adalah kehidupan bersama Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.

Keempat : Selalu Berdzikir Kepada Allah Ta'ala

Kriteria orang yang memiliki kebeningan hati akan selalu beribadah kepada Allah Ta’ala, tidak pernah merasa bosan dalam beribadah dan selalu berdzikir kepada Allah dalam berbagai situasi dengan dzikir yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sedangkan indikasi dari seseorang yang hatinya kotor atau kondisi sakit, hanya beribadah kepada Allah Ta’ala secara musiman dan ingin dilihat atau dipuji oleh oaring lain. Akan tetapi, kriteria orang yang hatinya sehat akan selau beribadah kepada Allah Ta’ala secara  berkesinambungan dan terus-menerus tanpa berharap dilihat atau dipuji orang lain..

Kelima : Merasakan Kesedihan yang Mendalam jika Luput dari Wirid

Kriteria orang yang bersih hatinya, jika terlewatkan dari kebiasaan wiridnya, ia merasakan kepedihan yang melebihi kepedihan orang yang tamak dan cinta dunia (hubuddunya) yang kehilangan hartanya.. Berbeda halnya dengan orang yang hatinya sakit; antara berzikir dan tidak berdzikir dirasakan sama saja, tidak ada perbedaan; tidak bersedih, dan tidak menyesal jika ia luput dari aktivitas dzikirnya. Bahkan orang yang hatinya sakit selalu membuang-buang waktu, inginnya hanya bersenang-senang saja, malas dan melalaikan aktivitas ibadahnya walaupun hanya meluangkan sejenak waktunya untuk mengingat Allah swt (Dzikrullah).

Semoga saja kelima ciri di atas terdapat dalam diri kita, istri dan anak-anak kita sehingga mencirikan Hati (Qolbu) kita dan istri serta anak-anak kita berada dalam kondisi bersih dan sehat (Qolbun Salim). In syaa Allah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEP PERNIKAHAN DALAM PANDANGAN ISLAM

NASEHAT INDAH GUNA MENJAGA KEHARM0NISAN DALAM KELUARGA

5 RESEP DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA ISLAMI