Jadilah Orang yang Paling Baik Terhadap Keluarga

 

ORANG TERBAIK

Jadilah Orang yang Paling Baik Terhadap Keluarga

(Oleh: Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.)

Sesungguhnya manusia yang terbaik adalah manusia yang sentiasa menghadirkan kebaikan kepada orang lain dan orang lain merasa aman dengan keberadaannya. Sebaliknya, manusia terburuk adalah manusia yang tidak mendatangkan kebaikan kepada orang lain, bahkan orang lain merasa tidak aman dari keberadaannya. Dengan demikian, jadilah kita sebagai orang yang senantiasa memberikan manfaat di tengah-tengah masyarakat dan kehadiran kita akan memberikan rasa aman pada diri orang lain. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ  قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : "أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا , وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا

“Daripada Ibnu ‘Umar, Nabi SAW bersabda, “Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, meringankan kesusahan orang lain, membayarkan hutangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Seandainya aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi suatu keperluan, maka hal itu lebih aku cintai daripada iktikaf sebulan di masjid ini iaitu masjid Nabawi di Madinah selama sebulan penuh (HR. Tobarani dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 13280, 12: 453). Status: hadis hasan.”

Kriteria seseorang sebagai orang yang paling baik adalah sesorang yang paling baik terhadap keluarganya. Rasulullah SAW adalah sosok seorang suami yang paling baik terhadap keluarganya. Sebagaimana ‘Aisyah Radhiyallahu‘anha meriwayatkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda :

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya. Dan aku orang yang paling baik bagi keluargaku” [HR. At Tirmidzi no: 3895 dan Ibnu Majah no: 1977 dari sahabat Ibnu ‘Abbas. Dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah no: 285].

Sesungguhnya hadits di atas merupakan hadits yang sangat mulia. Sebuah hadits yang berisi pesan indah agar manusia bersikap mulia dan berlaku jujur kepada keluarganya. Begitu pula bagi seorang suami khususnya, karena ia sebagai pemimpin dan bertanggung jawab kepada keluarga maka menjadi keharusan bagi setiap suami untuk senantiasa bersikap baik kepada keluarganya, terutama kepada istri dan anak-anaknya.

Hadis tersebut di atas diperkuat oleh keterangan Ibnu Abbas yang meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya. Dan aku adalah orang yang paling baik kepada keluarganya di antara kalian.” (HR Ibnu Majah).

Begitu pula halnya dengan pernyataan Abdullah bin Amr bin Ash yang meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada istrinya.” (HR Ibnu Majah).

Anas r.a. pun berkata : “Kemudian kami memasuki Madinah sepulang dari Khaibar. Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendekap Shafiyyah yang berada di belakang beliau dengan menggunakan mantelnya. Kemudian beliau duduk di atas untanya, meletakan lututnya dan menaruh kaki Shafiyyah di atas lututnya sehingga ia bisa naik ke atas unta itu.” (HR Bukhari)

 

Dalam hal menjadi manusia yang baik dan berbuat baik kepada orang lain, alangkah eloknya jika kita juga menjadi manusia yang baik kepada keluarga kita sendiri karena Rasulullah SAW bersabda:

Dari Aisyah RA, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي وَإِذَا مَاتَ صَاحِبُكُمْ فَدَعُوهُ

Dari Aisyah RA dia berkata; Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik terhadap  keluargaku, apabila sahabat kalian meninggal dunia maka biarkanlah dia (tinggalkanlah dia jangan membicarakan keburukan- keburukannya).” (HR Tirmidzi No: 3830).

Hikmah yang bisa kita petik dari Hadis tersebut adalah:

Pertama : Sesungguhnya Pernikahan bertujuan untuk mewujudkan rumah tangga dan  keluarga yang bahagia.

Kedua: Guna mewujudkan kebahagiaan dalam berumah tangga/ keluarga, kita perlu berlaku baik terhadap keluarga di antaranya dengan saling memenuhi hak dan tanggungjawab sebagai suami dan isteri, bapa dan ibu serta anak.

Ketiga: Sebaik-baik kita adalah orang yang paling baik pergaulannya terhadap keluarganya.

Syeikh Muhammad bin Abd al-Rahman al-Mubarakfuri ketika mensyarahkan hadis ini beliau berkata: yang dimaksud dengan berbuat baik dalam hal ini adalah kepada keluarganya dan mereka yang mempunyai hubungan silaturahim dengannya. Menurut pendapat lain: berbuat baik kepada isterinya dan juga kaum kerabatnya. Bertimbang rasa, bertolak ansur dan saling menyayangi antara pasangan dan anak-anak merupakan antara faktor yang menjamin keharmonian rumahtangga.

Keempat: Ikutilah contoh Rasulullah SAW dalam berbuat baik dan memberi layanan kepada keluarganya karena Rasulullah SAW sosok manusia yang paling baik dalam hal layanan terhadap isteri dan anak-anaknya.

Apabila kita menjadi manusia yang baik, pastikan kita berbuat baik kepada keluarga terlebih dahulu dan kemudian barulah masyarakat dan orang lain. Keluarga perlu diutamakan karena ia akan lebih menguatkan ikatan silaturahim di antara keluarga dan menambahkan lagi kasih sayang di antara satu sama lain. Keluarga adalah perkara utama dalam membina masyarakat harmoni dan berkasih sayang. Keluarga yang baik akan melahirkan masyarakat yang baik dan berakhlak mulia. Oleh itu, dalam melakukan kebaikan, keluarga adalah kelompok utama yang perlu diberi perhatian.

Sementara itu, jalinan pernikahan bertujuan untuk mewujudkan rumah tangga dan keluarga yang bahagia. Bagi mewujudkan kebahagiaan dalam berumah tangga, kita perlu berlaku baik terhadap ahli keluarga antaranya dengan saling memenuhi hak dan tanggungjawab sebagai suami dan isteri, bapa dan ibu serta anak. Justeru, sebaik-baik kita adalah orang yang paling baik pergaulannya terhadap ahli keluarganya. Perkara utama dalam menjaga kebajikan keluarga adalah dengan menasihati, mengajar dan membimbing mereka supaya mengetahui secara jelas perintah serta larangan Allah SWT. selanjutnya mentaati perintah itu sebagai usaha berterusan untuk selamat daripada azab neraka.

Dalam hal berbuat baik terhadap  keluarga, maka Rasulullah SAW adalah merupakan suri tauladan yang paling baik karena Rasulullah SAW adalah model terbaik dalam membina keluarga, seterusnya membina masyarakat dan umat yang mempunyai keperibadian dan akhlaq yang mulia. Baginda SAW adalah seorang yang begitu sayang kepada anggota keluarga. Baginda SAW bukan saja mengharapkan kebaikan pada dirinya, bahkan mengharapkan kebaikan untuk ahlinya/ keluarganya.

Oleh itu, marilah setiap diri kita senantiasa meyadari bahwa setiap diri kita adalah yang membawa risalah Islam yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Jadilah manusia yang terbaik buat keluarga dan masyarakat agar kita mendapat keridhoan dan rahmat dari Allah SWT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEP PERNIKAHAN DALAM PANDANGAN ISLAM

NASEHAT INDAH GUNA MENJAGA KEHARM0NISAN DALAM KELUARGA

5 RESEP DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA ISLAMI