Keluarga Bahagia dalam Pandangan Islam

 

KELUARGA BAHAGIA

Keluarga Bahagia dalam Pandangan Islam
(Oleh: Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.)

Dalam pandangan Islam, sebuah keluarga yang dikategorikan harmonis yaitu  keluarga yang di dalamnya tercipta suasana para angota keluarganya yang penuh ketenangan (sakinah), suasana penuh kecintaan (mawaddah), dan suasana yang diliputi oleh rasa kasih sayang di antara para anggota keluarganya (rahmah). Inilah sosok Keluarga SAMARA yang damai tentram, penuh cinta dan kasih sayang. Kondisi seperti inilah yang bisa menjadi landasan dalam berkeluarga, agar senantiasa mendapat keridhoan Allah SWT.

Sesungguhnya keluarga merupakan bagian terpenting dalam kehidupan. Setiap orang telah memutuskan untuk berumah tangga pasti mendambakan terciptanya sebuah keluarga bahagia dan harmonis. Hanya saja yang jadi pertanyaan adalah “Kriteria seperti apakah yang termasuk keluarga bahagia? Apakah kriteria keluarga yang memiliki banyak harta atau keluarga yang kaya raya? Ataukah seorang suami atau istri dalam keluarga yang memiliki kedudukan atau jabatan tinggi ? Ataukah seorang istri yang memiliki suami yang tampan rupawan? Ataukah seorang suami yang memiliki seorang istri yang cantik jelita?

Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut di atas, ada baiknya kita renungkan petikan doa yang Rasulullah SAW contohkan Ketika ada orang yang menikah, Rasulullah SAW selalu membaca doa “Barokallahulaka, wa baroka’alaika, wajama’a bainakuma fii khoir”  (artinya: “Mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik ketika senang maupun susah dan selalu mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan.”)  

Berdasarkan petikan doa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa Rasulullah SAW tidak mengatakan dalam doanya supaya suami-istri yang baru menikah tersebut kelak menjadi keluarga yang kaya raya, memperoleh kedudukan atau jabatan yang tinggi, dan memperoleh anak keturunan yang banyak, melainkan agar diberkahi Allah SWT. Maksudnya berkah adalah hidupnya selalu dikaruniai oleh Allah SWT berupa Rezeki yang tercukupi dan bisa membawa kebaikan serta dapat meningkatkan keta’atan kepada Allah SWT. Simak juga petikan doa lainnya yang biasa dipanjatkan setelah selesai “Ijab-Qobul” dalam aqad nikah:  

“Allahumma allif bainahuma kama allafta baina adama wa hawa, wa allif bainahuma kama allafta baina yusufa wa zulaikha, wa allif bainahuma kama allafta baina ibrahima wa sarah. Allahumma allif bainahuma kama allafta baina nabiyyina Muhammadin shallallahu 'alaihi wa sallam wa khadijatal-kubra wa 'A-isyatar-ridha wa ghairihima. Waj'al bainahumal mawaddata war-rahmata waththayyibal katsira, innaka 'ala ma yasyau qadirun wa bil-ijabati jadir. Wa shallallaahu 'ala sayyidina Muhammadin wa alihi wa shahbihi wa sallam wal hamdu lillahi rabbil-'alamin.

(Artinya: Ya Allah, lembutkanlah hati keduanya sebagaimana Engkau telah melembutkan hati Adam dan Hawa, lembutkanlah hati keduanya sebagaimana Engkau telah melembutkan hati Yusuf dan Zulaikha, lembutkanlah hati keduanya sebagaimana Engkau telah melembutkan hati Ibrahim dan Sarah. Ya Allah, lembutkanlah hati keduanya sebagaimana Engkau telah melembutkan hati nabi kami Muhammad SAW dan khadijah, Aisyah, dan istri-istri beliau yang lainnya.  Dan jadikanlah antara keduanya rasa cinta, kasih sayang, serta keturunan yang baik dan banyak. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu dan sangat patut mengabulkan doa.  Semoga Allah melimpahkan rahmat dan kesejahteraan kepada junjungan kami Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya.”) 

Dalam redaksi doa tersebut di atas, lebih menekankan kepada permohonan kelembutan hati agar hidup suami-istri yang baru menikah tersebut rukun dan damai (kerukunan dalam rumah tangga) bukan permohonan harta kekayaan, jabatan dan ketampanan atau kecantikan suami-istri tersebut.

Sesungguhnya tidak ada orang yang menginginkan kegagalan dalam kehidupan rumah tangganya. Setiap orang sudah pasti beusaha untuk menciptakan keharmonisan dan kebahagiaan di dalam kehidupan keluarganya. Sungguh, keluarga merupakan kunci utama kebahagiaan seseorang. Keluarga bisa menjadi surga (Baiti Jannati) namun bisa juga menjadi neraka dunia.

Keluarga bahagia dalam pandangan Islam adalah sebuah keluarga yang berjalan sesuai dengan akidah dan Syariat agama Islam, sehingga tercapai kehidupan yang bahagia dalam suasana penuh keberkahan, kedamaian/ketenangan (sakinah), kecintaan (mawaddah), dan kasih sayang (rahmah). Berikut ini  beberapa tanda keluarga bahagia menurut pandangan Islam:

Pertama : Istri yang Shalehah

Setiap suami sudah pasti mendambakan sosok istri yang Shalehah. Sesunggunya istri Sholeh merupakan sebaik-baiknya harta di dunia. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW

اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ.

"Dunia adalah perhiasan, dan sebaik baik perhiasan adalah wanita shalihah"

(HR. Muslim no 1467)

Dari hadist tersebut, telah jelas bahwa kedudukan wanita shalehah lebih mulia dibandingkan dengan harta kekayaan yang ada di dunia ini.

Seorang istri shalehah tentunya akan mampu menciptakan surga dalam kehidupan keluarganya. Ia patuh kepada suaminya, penyabar, taat kepada perintah Allah SWT, mendidik anak-anaknya dengan ajaran agama yang benar, senantiasa menjaga melindungi diri dari perbuatan maksiat, menjaga kehormatannya dan tidak mengumbar aib suaminya. Sungguh, suami manapun pasti akan jatuh cinta dengan istri yang shalehah. Oleh karena itu, apabila hendak mencari istri, carilah yang terutama kualitas keislamannya dan baik akhlaknya sebelum melihat rupa/ wajah  atau fisiknya, harta kekayaannya, dan kedudukan atau latar belakang keluarganya.

Kedua: Anak-anak yang berakhlakul karimah

Anak merupakan salah satu bagian penting dalam suatu keluarga. Diriwayatkan oleh Dailami, dari Ibn Asaskir, Rasulullah SAW bersabda: “Ada empat kunci kebahagiaan bagi seseorang muslim, yaitu mempunyai isteri yang shalehah, anak-anak yang baik, lingkungan yang baik dan pekerjaan yang tetap di negerinya sendiri.”

Selain memiliki istri shalehah, kriteria kebahagiaan keluarga juga diukur dari sifat sang anak. Bayangkan saja anda mempunyai anak yang bandel dan nakal, pasti ketenangan keluarga juga akan terusik. Sebaliknya, seorang anak yang dididik sesuai agama semenjak kecil,maka ia akan tumbuh menjadi generasi rabbani nan qurani. Akhlaknya pun akan baik. Kelak anak tersebut bisa menjadi kebanggaan orang tua di dunia, dan mereka juga merupakan penolong ayah ibunya di akhirat.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Ketiga: Keluarga yang Penuh Berkah

Ciri ketiga keluarga bahagia menurut islam adalah keluarga yang penuh dengan keberkahan. Sesungguhnya kriteria kebahagian bukan dilihat dari harta kekayaan yang berilmpah. Tetapi bagaimana kita memanfaatkan rezeki yang ada menjadi lebih berkah. Antara suami dan istri haruslah saling membantu. Buat apa hidup kita  kaya tetapi diperoleh dari jalan atau cara yang haram, yang terpenting meskipun harta kita hanya sekedar saja tetapi diperoleh dengan cara yang halal. Harta kekayaan yang kita peroleh jangan lupa untuk disedekahkan kepada yang berhak menerimanya dan senantiasa bersyukur karunia harta dari-Nya. Dengan demikian, jiwa kita akan lebih tentram dan kebahagian bisa kita rasakan.

Selain harta kekayaan, umur dan waktu yang kita jalani juga harus dapat digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat dan bermaslahat bagi umat. Hidup di dunia memang menyenangkan, tapi jangan melupakan untuk menyiapkan bekal kehidupan di akhirat karena disitulah kita akan hidup kekal abadi selamanya.

Keempat: Keluarga yang Sakinah (Penuh Kedamaian, Kenyamanan, Ketenangan)

Sakinah memiliki arti kenyamanan, ketenangan, kedamaian, ketentraman, dan keamanan. Untuk mencapai keluarga sakinah yaitu keluarga yang penuh kenyamanan, kedamaian, dan ketenangan pasangan suami istri harus bisa menjalani hidupnya sesuai dengan prinsip keimanan, saling menyayangi satu sama lain, menerima kekurangan masing-masing, dan saling melengkapi atas kekurangan dan kelemahan yang ada pada diri pasangan hidup kita.

Kelima: Keluarga yang Mawaddah (Saling Mencintai)

Secara bahasa, kata “Mawaddah” didefinisikan sebagai  rasa cinta. Keluarga yang mawaddah berarti keluarga yang kehidupannya diliputi dengan rasa cinta dan penuh harapan. Apabila suami-istri bisa saling mencintai, maka insyaAllah rumah tangganya akan terasa lebih indah, harmonis, dan ketentraman hati akan mewarnai kehidupan dalam keluarga mereka.

Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 21:

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚإِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Q.S. Ar-Rum: 21)

Keenam: Keluarga yang rahmah (Saling Menyayangi dalam naungan Allah SWT)

Kata “Rahmah” bermakna “rahmat atau karunia atau anugerah Allah SWT”. Rahmah juga dapat didefinisakan sebagai “ rasa kasih sayang”. Kebahagiaan keluarga akan semakin lengkap bilamana seorang suami memberikan kasih sayang kepada istrinya, menghargai, tidak membentak-bentak, dan menafkahi secara ikhlas. Begitupun dengan seorang istri, ia juga harus memberikan cinta tulus kepada suami dan anak-anaknya. Serta tak melupakan menjalankan perintah agama dan mengamalkan sunnah Rasulullah SAW agar kelak kehidupan rumah tangga memperoleh rahmat dari Allah SWT.

Itulah beberapa ciri keluarga bahagia dalam pandangan Islam. Semoga kita bisa memujudkan kehidupan dalam rumah tangga kita menjadi keluarga yang penuh kebahagiaan yang senantiasa berada dalam keberkahan dengan balutan Sakinah, Mawaddah dan Rahmah.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEP PERNIKAHAN DALAM PANDANGAN ISLAM

NASEHAT INDAH GUNA MENJAGA KEHARM0NISAN DALAM KELUARGA

5 RESEP DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA ISLAMI