Postingan

Keluarga Bahagia dalam Pandangan Islam

Gambar
  Keluarga Bahagia dalam Pandangan Islam (Oleh: Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.) Dalam pandangan Islam, sebuah keluarga yang dikategorikan harmonis yaitu   keluarga yang di dalamnya tercipta suasana para angota keluarganya yang penuh ketenangan (sakinah), suasana penuh kecintaan (mawaddah), dan suasana yang diliputi oleh rasa kasih sayang di antara para anggota keluarganya (rahmah) . Inilah sosok Keluarga SAMARA yang damai tentram, penuh cinta dan kasih sayang. Kondisi seperti inilah yang bisa menjadi landasan dalam berkeluarga, agar senantiasa mendapat keridhoan Allah SWT. Sesungguhnya keluarga merupakan bagian terpenting dalam kehidupan. Setiap orang telah memutuskan untuk berumah tangga pasti mendambakan terciptanya sebuah keluarga bahagia dan harmonis. Hanya saja yang jadi pertanyaan adalah “Kriteria seperti apakah yang termasuk keluarga bahagia? Apakah kriteria keluarga yang memiliki banyak harta atau keluarga yang kaya raya? Ataukah seorang suami atau istri dalam keluarga yang memilik

Waspadalah dengan Benih Ketamakan yang Bisa Membawa pada Kehinaan

Gambar
  Waspadalah dengan Benih Ketamakan yang Bisa Membawa pada Kehinaan (Oleh: Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.) Sesunguhnya di dalam diri setiap manusia terdapat sifat-sifat buruk yang mesti dihindari,   salah satunya sifat tamak. Tamak merupakan sifat yang melekat pada diri seorang yang selalu cenderung dan memiliki ketergantungan kepada selain Allah SWT. Ada pandangan dari sebagian ulama bahwa sifat Tamak adalah salah satu sifat nafsu yang   terdapat dalam diri manusia dan sifat tamak merupakan pangkal kehinaan di hadapan makhluk, dan senantiasa mendorong manusia yang tamak tersebut untuk menafikan kekuatan   dari Allah SWT. Hal ini senada dengan firman Allah SWTdalam QS.al-Munafiqun ayat 8: يَقُولُونَ لَئِن رَّجَعْنَآ إِلَى ٱلْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ ٱلْأَعَزُّ مِنْهَا ٱلْأَذَلَّ ۚ وَلِلَّهِ ٱلْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِۦ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَٰكِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ Mereka berkata: “Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir or

Jadilah Orang yang Paling Baik Terhadap Keluarga

Gambar
  Jadilah Orang yang Paling Baik Terhadap Keluarga (Oleh: Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.) Sesungguhnya manusia yang terbaik adalah manusia yang sentiasa menghadirkan kebaikan kepada orang lain dan orang lain merasa aman dengan keberadaannya. Sebaliknya, manusia terburuk adalah manusia yang tidak mendatangkan kebaikan kepada orang lain, bahkan orang lain merasa tidak aman dari keberadaannya. Dengan demikian, jadilah kita sebagai orang yang senantiasa memberikan manfaat di tengah-tengah masyarakat dan kehadiran kita akan memberikan rasa aman pada diri orang lain. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: عَنِ ابْنِ عُمَرَ  قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : "أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا , وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَ

Figur Suami dan Ayah dalam Diri Rasulullah yang Patut Disuritauladani

Gambar
  Figur Suami dan Ayah dalam Diri Rasulullah yang Patut Disuritauladani (Oleh: Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.) Figur seorang Suami dan Ayah dalam keluarga adalah sebagai imam dan pendidik bagi istri dan anak-anaknya. Sosok seorang suami dan ayah merupakan tulang punggung dalam keluarga yang bertanggung   jawab untuk memberi nafkah bagi semua anggota keluarganya. Di balik kesibukannya sebagai orang yang wajib mencari nafkah, sosok seorang Ayah pun harus mencurahkan rasa kasih sayang dan memberikan pembinaan dan Pendidikan kepada anak-anak. Begitu juga perannya sebagai seorang suami, ia harus mencurahkan kasih sayang kepada istrinya. Keberadaan seorang Suami yang juga berperan sebagai Ayah adalah sosok sosok yang sangat penting, bukan sekedar sebagai pemimpin dalam keluarga, tetapi harus bisa menjadi panutan dan suritauladan yang baik bagi seluruh anggota keluarganya. Sesunguhnya, tanggung jawab yang diemban oleh seorang kepala keluarga bukan hanya di dunia tetapi akan diminta juga pertangg

Ketika Zaman Sudah Diwarnai Fitnah, Kita Pilih ‘Uzlah ataukah Khulthah ?

Gambar
  Ketika Zaman Sudah Diwarnai Fitnah, Kita Pilih ‘ Uzlah   ataukah Khulthah ? (Oleh: Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.) Fenomena yang ada di zaman ini tampaknya telah dipenuhi dengan pemandangan yang penuh fitnah. Tampak jelas terlihat adanya fitnah syubhat dan pelampiasan syahwat begitu kerap menerpa ,kesyirikan merajalela,   kemaksiatan   dianggap menjadi kewajaran dalam kehidupan, sekelompok orang yang   bersemangat menjalankan sunnah dianggap aneh dan mereka yang benci akan sunnah merasa resah, sementara bid’ah dianggap sunnah. Pada akhirnya orang yang ingin berpegang teguh pada agamanya dihadapkan oleh pada dua pilihan: apakah memilih bersikap ‘ uzlah   (mengasingkan diri ) ataukah  harus memilih bersikap khulthah  (tetap bergaul di tengah masyarakat ) ? Mari kita coba tela’ah lebih dahulu terkait dalil yang menganjurkan kita harus memilih untuk bersikap ‘Uzlah ketika zaman sudah diwarnai berbagai fitnah . Banyak dalil dan fatwa Ulama yang menganjurkan untuk  uzlah  (mengasingkan dir